Liputan6.com, Purbalingga - Menjelang hari raya Iduladha, masyarakat dihantui persebaran penyakit mulut dan kuku sapi di sejumlah daerah.
di Jawa Tengah sendiri, Pemprov belum menemukan kasus penyakit ini. Namun Dinas Peternakan Pemprov tengah mendalami dugaan penyakit ternak ini di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara.
Purbalingga yang berbatasan dengan Banjarnegara tengah bersiap mengantisipasi masuknya ternak dari daerah terjangkit penyakit mulut dan kuku sapi.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Mukodam, mendesak peternak dan penjual daging agar tidak memasok ternak dari daerah yang terjangkit penyakit yang disebabkan virus tersebut.
Meski demikian, tidak ada protokol ketat untuk memagari pasokan sapi dari daerah endemik penyakit mulut dan kuku. Pemerintah sejauh ini hanya bersifat mengimbau para peternak dan pedagang.
"Kami juga menyemprotkan disinfektan ke kandang ternak untuk menjaga penularan penyakit ke hewan ternak," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Dampak ke Manusia
Penularan penyakit ini terbilang mudah karena cukup dengan kontak langsung, baik dengan sesama ternak maupun antara manusia dengan ternak. Manusia yang terinfeksi virus ini bisa menularkan ke hewan ternak yang sehat.
Sapi yang terjangkit virus mulut dan kuku mengalami gejala seperti demam, bisul dan mengelupas pada bagian mulut lidah dan hidung serta menyebabkan kuku sapi mengelupas.
"Dampak terhadap kesehatan tidak terlalu membahayakan, tetapi lebih ke dampak ekonomis. Harga sapi yang terjangkit akan turun drastis karena kesehatannya terganggu," ujar dia.
Daging sapi yang terjangkit bisa dikonsumsi dengan pengolahan hingga matang sempurna. Namun untuk mengantisipasi, ia menyarankan menghindari konsumsi hewan yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
Advertisement