Liputan6.com, Medan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyiapkan 3 langkah antisipasi menyikapi kasus wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak yang sepekan terakhir menjadi perhatian secara nasional.
Gubernur Edy mengatakan, 3 langkah antisipasi adalah deteksi, sosialisasi dan isolasi. Hal ini disampaikannya saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Wabah PMK di Sumut bersama para Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Sumut.
Edy Rahmayadi yang memimpin Rakor tersebut menegaskan tiga langkah yang segera diambil untuk mengantisipasi wabah PMK, pertama adalah mendeteksi keberadaan hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing.
Advertisement
Baca Juga
"Apakah ada indikasi atau tanda klinis seperti demam, nafsu makan hilang, lepuh di hidung, lidah, mulut dan kuku, air liur keluar secara berlebihan, serta keluar leleran dari hidung," kata Edy saat memimpin Rakor di Aula Tengku Riza Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, Jumat, 13 Mei 2022.
Kemudian langkah berikutnya, lanjut Gubernur Edy, sosialisasi, sehingga masyarakat tahu harus berbuat apa dan petugas siap melakukan apa. Serta langkah ketiga adalah melakukan isolasi, dengan menghentikan lalu lintas hewan ternak, seperti keluar masuk Sumut.
"Dari data 2.226 kasus terkonfirmasi di Provinsi Aceh, sebanyak 1.903 di antaranya terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat," sebutnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2 Kabupaten di Sumut Ditemukan dugaan Kasus PMK
Diterangkan Edy Rahmayadi, khusus Sumut, ada 2 kabupaten yang tercatat ditemukan dugaan kasus PMK yang masih perlu dipastikan terlebih dahulu ke Laboratorium PMK Pusat Veteriner Farma (Pusvetma).
Kedua kabupaten yaitu Langkat dengan total 337 kasus (hewan ternak) dari Kecamatan Besitang dan Pematang Jaya. Serta Kabupaten Deli Serdang dengan total 261 kasus dan tersebar di 5 kecamatan, Galang, Hamparan Perak, Pagar Marbau, Percut Sei Tuan dan Tanjung Morawa.
"Totalnya 598 kasus. Ini harus diantisipasi, baik perbatasan darat atau laut, seluruhnya dihentikan. Terakhir, di pasar ternak ini harus dideteksi, ditutup sementara. Tetapi bagaimana ini tidak membuat panik," terangnya.
Advertisement
Cepat Tanggap
Dalam rakor tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo secara daring menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Sumut yang dinilai cepat tanggap dalam mengambil langkah antisipasi kejadian wabah PMK.
Secara umum, sebutnya, kondisi ini memang mengkhawatirkan dunia, termasuk Indonesia, dimana Provinsi Aceh dan Jawa Timur menjadi yang terbanyak kasus terkonfirmasi ditemukan, yakni 2.226 dan 2.917 kasus (data Ditjen PKH).
"Jangan membuat seolah ini mengerikan. Bahwa wabah itu ada, tetapi semuanya bisa disikapi. Mari kita mengadaptasi tangangan dan wabah itu," jelas Mentan.
Utamakan Validasi Data dan Kerja Sama
Mentan Syahrul berharap Gubernur Sumut bisa menghimpun upaya antisipasi. Sehingga tidak ada yang memberikan informasi sendiri-sendiri, dengan mengutamakan validasi data, serta kerja sama yang kuat setiap daerah dan unsur.
"Kepada Direktorat Jenderal, kami harapkan selalu berkomunikasi dengan Gubernur untuk pengobatannya. Termasuk vaksin lokal atau nasional, akan kita buat. Tidak perlu membeli vaksin," tegasnya.
Mentan juga meminta agar tidak mendramatisir keadaan, yang akan berdampak pada terganggunya tata niaga. Mengingat saat ini sudah mendekati momentum Idul Adha.
"Sehingga untuk kebutuhan hari raya nanti, saya meminta mempersiapkan hewan yang sehat," tandasnya.
Advertisement