Limbah Hitam Pekat Cemari Bibir Pantai di Lampung, Warga Sebut Mirip Bahan Bakar

Limbah bewarna hitam pekat mencemari bibir Pantai Kerangmas di Desa Muara Gadingmas, Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.

oleh Reza Efendi diperbarui 17 Jul 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2022, 13:00 WIB
Limbah
Limbah bewarna hitam pekat mencemari bibir Pantai Kerangmas di Desa Muara Gadingmas, Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur

Liputan6.com, Lampung - Limbah bewarna hitam pekat mencemari bibir Pantai Kerangmas di Desa Muara Gadingmas, Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.

Limbah yang disebut warga sekitar mirip bahan bakar ini sudah ada sejak 3 hari yang lalu.

Karena itu, warga sekitar melakukan pembersihan limbah tersebut dengan alat seadanya.

Terhitung dalam satu hari saja, warga sudah mengumpulkan sekitar 500 karung berisi limbah.

Limbah tersebut nantinya akan dibawa oleh pihak perusahaan Migas.

"Mau dibawa kemana ini limbah kami tidak tahu," kata Narto, salah satu warga Sabtu (16/7/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Tak Ketahui Asal limbah

Ilustrasi Limbah
Ilustrasi limbah. (dok. Pixabay.com/Claudia_Letz)

Narto menyebut, dia dan sejumlah warga lainnya hanya diperintahkan oleh perangkat desa setempat untuk membersihkan limbah.

Dia pun tak mengetahui dari mana asal limbah tersebut, yang jelas merusak lingkungan sekitar pantai.

"Kami cuma disuruh saja sama Pak Kades, nanti katanya bakal diberi upah," kata Narto.

Limbah minyak yang mencemari pesisir pantai di Lampung acapkali terjadi beberapa tahun terakhir.

Diduga Minyak

[Bintang] Laut
Ilustrasi Laut (Sumber Foto: Pexels)

Wakil ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung Timur Andi Baso, mengatakan setiap angin timur selalu muncul limbah.

Menurutnya, kemunculan limbah diduga minyak atau jenis bahan bakar ini seperti ada yang sengaja membuang ke laut.

"Hampir setiap kasus temuan limbah minyak ini seperti tidak ada titik terangnya," kata Andi.

Padahal, lanjut Andi limbah ini sangat berdampak buruk terhadap ekosistem laut dan juga para nelayan.

Andi mencontohkan kasus serupa pernah terjadi di bulan september tahun 2021 kemarin.

Tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi pernah turun menguji sampel limbah.

"Ada petugas yang turun, katanya mau diuji tapi sampai sekarang kita gak tahu hasilnya," kata Andi.

Kumpulkan Nelayan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ilustrasi kapal nelayan di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebagai pengurus HNSI, Andi mengaku bakal mengumpulkan sebagian nelayan untuk di ajak musyawarah.

Mencari solusi, sebab persoalan limbah di pesisir Pantai Labuhan Maringgai tidak kunjung selesai.

"Akan kami musyawarahkan dengan anggota lainnya, agar bisa ditemukan upaya apa untuk menghentikan pencemaran limbah ini," kata Andi.

 

Penulis: Ahmad Husin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya