Alasan UGM Angkat Destinasi Wisata Religi Tokoh Syekh Nawawi al-Bantani

Syekh Nawawi al-Bantani dikenal luas sebagai tokoh ulama kaliber dunia. Namanya sampai dikenal hingga hari ini. Tapi ternyata tidak banyak tahu sejarah masa kecil Syekh Nawawi ini di Serang.

oleh Yanuar H diperbarui 30 Jul 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2022, 10:00 WIB
Syekh Nawawi al-Bantani
Imam Besar Masjidil Haram asal Banten,Syekh Nawawi al-Bantani. (Foto: Istimewa/goodnewsfromindonesia.org)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ulama besar dunia dari Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Serang, Banten Syekh Nawawi al-Bantani menjadi perhatian Universitas Gadjah Mada (UGM). Kampus itu mengembangkan destinasi wisata religi, salah satunya pengembangan islamic center, dengan Syekh Nawawi al-Bantani sebagai inspirasi. Hal ini selain untuk mengenang tokoh besar ini, juga agar generasi muda dapat napak tilas perjalanan hidup sang tokoh melalui kisah masa kecil dan remajanya tinggal di Serang Banten.  

“Kita ingin menghadirkan kembali sejarah Syekh Nawawi sebagai sarana pendidikan dan sumber inspirasi generasi kini,” kata Dosen Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana UGM, Achmad Munjid, dalam presentasinya di ruang balai kota kantor Pemkab Serang, beberapa waktu lalu.

Syekh Nawawi yang dikenal luas di Timur Tengah dan Eropa pernah menjadi imam Masjidil Haram Arab Saudi dan sudah menulis 115 karya yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir dan hadis. Pria kelahiran Serang, Banten ini meninggal di Mekah pada tahun 1897 pada usia 84 tahun.

Munjid mengusulkan kepada pemkab Serang untuk membangun Islamic Center di desa Tanara sebagai menjadi pusat preservasi, riset dan komunikasi tentang sejarah Syekh Nawawi dan pusat studi Islam secara luas. Menurutnya ada beberapa peninggalan tokoh tersebut di Desa Tanara, yakni peninggalan masjid jami’ Tanara, rumah tempat lahir, lokasi tempat ia belajar dan menulis kitab. 

 “Kita ingin mendorong revitalisasi sejarah lisan seputar Syekh Nawawi lewat para akademisi, ulama senior, tokoh, dan budayawan melalui revitalisasi semua peninggalan beliau di Tanara,” ungkapnya

Pembangunan museum sejarah Syekh Nawawi ini menurutnya sangat penting dan relevan terutama untuk generasi sekarang. Munjid menyebut di abad ke-19 dari Serang telah muncul ulama dengan karya dan pengaruh berkelas global. 

“Apa yang bisa diraih generasi Banten dan Indonesia pada abad 21? Ini, inspirasi masa silam dan aspirasi masa depan agar kita selalu sadar sejarah untuk mengukir sejarah,” katanya

Menurutnya pembangunan kawasan wisata religi Syekh Nawawi bertujuan untuk mengelola khazanah Islam di tanah air melalui sejarah tokoh islam nusantara. Ia menilai pembangunan wisata religi ini bisa bekerjasama dengan universitas dan lembaga akademik di Banten dan kampus-kampus yang memiliki prodi relevan terhadap pusat kajian islam. 

“Sebagai pusat riset, kajian, pengembangan dan penopang agar museum Syekh Nawawi menjadi mitra akademik lembaga pendidikan dan pusat edukasi masyarakat yang efektif,” katanya.

Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengapresiasi kajian dari tim Universitas Gadjah Mada dalam pengembangan wisata religi Syekh Nawawi al-Bantani. Menurutnya kajian tersebut sejalan dari keinginan Bupati Serang yang ingin menjadi Tanara sebagai pusat kawasan wisata religi mengenang tokoh islam kelahiran Serang, Banten. 

“Kita ingin mengembangkan semacam petilasan Syekh Nawawi Al-Bantani di Tanara menjadi kebanggan masyarakat Banten. Dari membangun islamic center, masjid, dan pusat kajian selain keberadaan wisata pantai dan pemandangan alam yang ada di sana,” ungkapnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Masyarakat Sadar Pariwisata

Pandji berharap walau ada keinginan dari pemkab Serang untuk membangun kawasan wisata religi namun harus diikuti dengan pola pikir masyarakat setempat. Terutama mengubah pola pikir masyarakat untuk sadar pariwisata.

”Mengubah cara berpikir masyarakat tentang pentingnya berwisata sangat penting,” katanya.

Pandji mengakui banyak masyarakat Serang yang tidak mengenal betul Syekh Nawawi termasuk dirinya. Namun dari kajian UGM maka ia mengetahui siapa  tokoh itu. 

 “Kita pun belum banyak tahu, padahal Syekh Nawawi dikenal luas di Belanda, Inggris,  Mesir, Libanon, dan Arab Saudi. Harapan kami, bantuan dari teman perguruan tinggi selalu kami harapkan. Masukan konstruktif bisa dijadikan kebijakan akan kami laksanakan,” katanya.

Staf Ahli Bupati Serang Bimo mengatakan pihaknya bekerja sama dengan UGM melalui program KKN PPM melakukan pemberdayaan masyarakat Tanara untuk meningkatkan edukasi warga terkait pengembangan wisata religi. Pengembangan pusat kajian karya Syekh nawawi al-Bantani untuk menambah nilai daya tarik wisata. 

"Kegiatan pengembangan wisata religi ini dikaitkan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya