Liputan6.com, Cirebon Tradisi pembacaan babad Cirebon menjadi bagian dari puncak peringatan hari jadi sekaligus 1 Muharram tahun 2022.
Pembacaan babad Cirebon yang tiap tahun digelar di bangsal Witana Kasultanan Kanoman itu berjalan penuh khidmat.
Sejumlah warga hingga pejabat turur hadir mengikuti rangkaian ini. Dalam tradisi ini, keluarga hingga abdi dalem Keraton Kanoman Cirebon membacakan kisah perjalanan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati bersama Walangsungsang menyebarkan Agama Rasulullah.
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara Keraton Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina menjelaskan, makna pembacaan babad adalah membaca kisah atau tutur dari sejarah perjalanan pembukaan Cirebon.
Tradisi tersebut, kata dia, sangat penting untuk terus dikenang dan diketahui generasi penerus.
"Tadi pagi juga Sultan mengajak warga untuk tenang berdoa dan mematuhi prokes sehingga covid-19 tidak semakin menyebar luas dan yang sakit agar segera diberi kesembuhan," ujar Arimbi Nurtina, Sabtu (30/7/2022).
Tradisi ini sudah dilakukan kurang lebih sejak tahun 1529 M bahkan mungkin bisa sebelum tahun tersebut. Pembacaan babad Cirebon dilakukan di area witana menjadi penanda bahwa Kesultanan Kanoman tidak hanya sebagai pusat pemerintahan pada zamannya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tanpa Kirab
Witana, kata dia, menjadi titik awal lahirnya Cirebon dari sebuah pedukuhan kecil kemudian berkembang menjadi sebuah pemerintahan yang besar.
"Sebagai pewaris tradisi, hanya Kesultanan Kanoman yang konsisten melaksanakan tradisi ini secara turun-temurun.
Arimbi mengatakan, pembacaan Babad Cirebon tahun ini juga sebagai doa agar wabah covid-19 tidak terulang lagi. Sehingga masyarakat bisa hidup kembali normal.
Sejumlah aktivitas rutin di Keraton Kanoman Cirebon sudah berjalan seperti biasanya. Masyarakat sudah banyak berdatangan untuk mengikuti berbagai acara tradisi yang digelar keraton.
"Bertepatan dengan hari jadi Cirebon agar tetap mawas diri pemikiran yang positif kerja keras yang baik kemudian gotong royong juga diperlukan sehingga cita-cita kita bisa terwujud dengan ya dengan maksimal," kata Arimbi.
Pada pembacaan Babad Cirebon tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Arimbi menyebutkan, pembacaan babad tahun ini tidak disertai dengan kirab agung.
Arimbi menjelaskan, kirab agung sudah dilaksanakan terlebih dahulu bersamaan dengan pimpinan daerah di Kota Cirebon
"Jadi malam hari ini setelah pembacaan babad tidak dilakukan. Tidak melanggar adat karena esensinya sama yaitu kita berziarah kita memohon doa dan mendoakan leluhur kita juga hanya waktunya saja yang berbeda. Kirab agung didahulukan juga sudah mendapat izin dari Pangeran Patih dan beliau sendiri mewakili Sultan hadir mendampingi Wali Kota Cirebon dan jajarannya ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati," ujar Arimbi.
Advertisement