Limbah Styrofoam Bisa Menjadi Penyerap Limbah Laundry, Begini Caranya

Limbah laundry memang sudah jamak ditemukan di masyarakat. Namun tidak banyak yang bisa menemukan cara bagaimana mengelola limbah itu. Kini limbah laundry bisa diserap dengan alat ini.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Sep 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2022, 11:00 WIB
Perjuangan tiga anak SD menuntut ilmu ke sekolah menyebrangi sungai menggunakan boks styrofoam.
Perjuangan tiga anak SD menuntut ilmu ke sekolah menyebrangi sungai menggunakan boks styrofoam. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Yogyakarta - Usaha jasa laundry memunculkan persoalan pencemaran lingkungan dari air limbah yang seringkali dibuang langsung ke saluran air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Melihat ini lima mahasiswa UGM berinovasi mengembangkan adsorben atau penyerap limbah laundry dengan memanfaatkan limbah styrofoam dan limbah cangkang udang yang banyak dijumpai di lingkungan. 

Mereka adalah Mandrea Nora, Virna Agustisari, Adyatma Bhagaskara, Alice Lim dari FMIPA, dan Hardian Ridho Alfalah dari Fakultas Biologi. 

 “Kami memanfaatkan peluang dari melimpahnya jumlah limbah styrofoam dan kulit udang untuk menciptakan membran yang mampu mengatasi permasalahan limbah laundry ini,” kata Hardian, Selasa (23/8/2022).

Mandrea menjelaskan hasil cucian laundry biasanya dibuang tanpa diolah sehingga menghasilkan limbah cair yang mengandung surfaktan berbahaya. Sementara itu beberapa detergen mengandung jenis surfaktan yang sulit terurai seperti Alkil Benzena  Sulfonat (ABS) dan dapat menimbulkan masalah lingkungan. 

Oleh sebab itu, mereka berupaya membuat membran yang dapat menyerap komponen ABS dari limbah laundry dengan  menggunakan limbah Styrofoam. Styrofoam ini bersifat non-biodegradable yang dapat menyumbang penumpukan limbah sehingga diperlukan pengolahan secara kimia melalui isolasi dan konversi kandungan polistirena di dalamnya menjadi polistirena sulfonat (PSS). 

"Sementara itu kitosan dari limbah kulit udang digunakan sebagai polikationik yang dapat menyerap limbah dalam jumlah besar," ujar dia.

Mandrea menyampaikan kombinasi PSS dan kitosan tersebut menghasilkan adsorben berupa membran polielektrolit yang dapat diibaratkan sebagai bola dengan kutub positif dan negatif. Kutub positif mewakili kitosan yang berfungsi untuk menarik ABS pada limbah laundry, sedangkan kutub negatif mewakili PSS yang berperan sebagai penguat struktur membran.

“Inovasi membran PSS-kitosan ini diharapkan dapat menjadi inisiator dalam pengembangan adsorben ramah lingkungan. Pembuatan membran ini melibatkan pemanfaatan limbah yang berasal dari lingkungan sehingga selain mengu menciptakan lingkungan yang bebas oleh limbah laundry, dapat pula mengatasi persoalan limbah styrofoam dan kulit udang,” urainya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya