Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat, segera merampungkan kajian sodetan Sungai Cikaso dan Sungai Cipalebuh, Kecamatan Pameungpeuk, yang diduga menjadi penyebab utama banjir Bandang Garut selatan, Kamis (22/9/2022) lalu.
"Hari ini kami cek lapangan, bagaimana posisi kedua sungai itu untuk segera melakukan kajian sehingga sudah bisa diprediksi bagaimana teknisnya termasuk anggaran yang dibutuhkan," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Garut Nurdin Yana.
Menurutnya, pertemuan kedua sungai besar di wilayah pesisir selatan Jawa Barat itu, diduga menjadi faktor utama luapan sungai Cikaso dan Cipalebuh, hingga menggenangi permukiman warga.
Advertisement
Kondisi itu diperparah dengan sedimentasi atau pengendapan material sungai, sehingga kapasitas daya tampung sungai berkurang cukup signifikan.
"Dulu berdasarkan cerita masyarakat sekitar kedalamnya sekitar 15 meter, sekarang paling dua atau tiga meter kedalaman kedua sungai," kata dia.
Hadirnya upaya sodetan, ancaman musibah banjir bandang di kemudian hari bisa segera diatasi sejak dini. "Ada sekitar 600 meter lebih jarak untuk melakukan sodetan itu, kita kaji apakah itu efektif atau tidak," kata dia.
Upaya kedua untuk menahan luapan sungai ujar Nurdin, yakni peninggian Tanggul Penahan Tanah (TPT) sepanjang 600 meter hingga menuju laut.Â
"Kami juga berharap segera dilakukan pengerukan, sebab itu (kedua sungai) wilayah Cilaki, Ciwulan itu adalah ranahnya provinsi," kata dia.
Dengan hadirnya upaya itu, pihaknya berharap kekhawatiran timbulnya banjir bandang bagi masyarakat pesisir pantai Garut selatan bisa dihindari dari sekarang.
"Itu (persoalan kedua sungai) sudah kami komunikasikan semoga provinsi ada anggaran, sehingga (pengerjaan pembangunan) bisa dilakukan dalam waktu dekat," dia berharap.