Liputan6.com, Boyolali - Sejak diresmikan pada Maret 2022 silam, aktivitas layanan perpustakaan umum di Kabupaten Boyolali terus menggeliat. Bahkan, dalam sehari, angka kunjungan pernah mencapai 2.500 orang. Dengan slogan ‘Remen Maos’ yang artinya Suka Membaca, Boyolali sudah siap menciptakan generasi muda yang hebat dan punya keinginan terus membaca.
"Membaca merupakan investasi masa depan. Dan sudah banyak cerita kesuksesan karena memanfaatkan perpustakaan," ujar Pustakawan Dedi Junaedi mengawali Safari Literasi Duta Baca Indonesia di Kabupaten Boyolali, Jumat (4/11/2022).
Baca Juga
Kesuksesan yang dialami tentu saja membawa kisah yang bisa menginspirasi banyak orang. Inilah yang didorong oleh Duta Baca Indonesia Gol A Gong agar siapa pun bisa menulis kisah inspiratif dari orang-orang terdekat.
Advertisement
"Di Boyolali saya pernah membaca tulisan inspiratif yang berasal dari kisah seorang mahasiswa yang mengidap penyakit kista sehingga harus bekerja keras mencari uang dengan berjualan ikan pindang di pasar untuk mendapatkan biaya operasi," cerita Gol A Gong.
Tahapan menulis inspiratif bisa diawali dengan menentukan tokoh yang akan diangkat kisahnya, kemudian merisetnya lalu menyusunnya dengan memenuhi unsur 5W + 1H.
Tidak hanya kisah inspiratif, bentuk kearifan lokal pun bisa dijadikan sebagai tulisan yang menarik. Apalagi di Boyolali banyak sekali cerita rakyat yang bisa diangkat.
"Salah satunya museum Raden Hamong Wardoyo. Di berikan nama tersebut karena bupati tersebut merupakan Bupati pertama setelah merdeka. Itu semua merupakan kearifan lokal yang di tulis untuk menjadikan buku," ujar pegiat literasi Boyolali Ribut Budi Santosa.
Â
Â
Menumbuhkan Minat Baca
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Boyolali Abdul Rahman mengatakan, minat baca dapat ditumbuhkan dengan kebiasaan. Membaca bisa mengubah mindset lebih positif bahwa dunia bisa kita genggam.
"Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi kebiasaan membaca," ungkapnya.
Menanamkan kebiasaan membaca memerlukan keterlibatan semua pihak. Di mulai dari lingkungan keluarga, peran bunda begitu besar karena para ibu merupakan garda terdepan dalam menghidupkan literasi.
"Bunda Baca tidak bisa berjalan sendiri. Semua unsur masyarakat harus terlibat menggerakkan dan mempunyai peran," kata Bunda Literasi Kabupaten Boyolali Herita.
Kehadiran gedung baru layanan perpustakaan, pinta Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan, bukan hanya untuk dikunjungi tapi juga siapkan space untuk berlatih bahasa asing maupun berbagai keterampilan sederhana (soft skill).
"Semoga gedung perpustakaan ini mampu menjadi inspirasi menulis bagi anak-anak Boyolali," pungkasnya.
Advertisement