Kuliner Jawa Barat Colenak dan Kaitannya dengan Perjuangan Rakyat

Colenak disantap dengan bantuan garpu kecil untuk menyocol olahan singkong yang dibungkus dalam daun pisang atau kertas minyak.

oleh Tifani diperbarui 16 Nov 2022, 09:39 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2022, 07:00 WIB
Colenak
Colenak atau Tape Bakar ini bisa menjadi kudapan sore yang enak. Makanan khas Bandung ini bisa menjadi teman minum teh atau kopi. copyright Fimela/Adrian Putra

Liputan6.com, Bandung - Colenak merupakan salah satu kudapan khas Jawa Barat. Nama colenak berasal dari singkatan 'dicocol enak'.

Sesuai namanya, colenak disantap dengan bantuan garpu kecil untuk menyocol olahan singkong yang dibungkus dalam daun pisang atau kertas minyak. Bahan utama kuliner ini adalah peuyeum atau tape singkong.

Dikutip dari laman ensiklopedikuliner.pmb.lipi.go.id, colenak berasal dari istilah peuyeum digulaan atau tapai yang diberi gula. Istilah tersebut berasal dari lirik kakawihan atau tembang, 'colenak beuleum peuyeum digulaan'.

Tembang tersebut berkembang saat perjuangan fisik dan dipercaya sebagai bagian dari perjuangan rakyat Jawa Barat. Colenak sebetulnya merupakan jajanan pinggir jalan dari tanah Pasundan.

Cara membuatnya mudah, bahan utama peuyeum itu harus dibakar dulu menggunakan arang. Aroma asap tape bakar inilah yang menggugah selera.

Kemudian peuyeum bakar ini disajikan selagi hangat bersama dengan parutan kelapa halus yang tercampur lelehan gula merah. Terkadang kuliner ini juga disajikan dengan tambahan taburan kacang tanah di atasnya.

Rasanya sangat unik, singkong yang manis, tekstur yang lumer di lidah, gurih berpadu dengan manis pada taburannya. Colenak semakin nikmat disantap selagi masih hangat, bersama teh hangat juga tentunya.

Kadar gula yang tinggi dari peuyeum membuatnya mudah gosong. Sisi yang gosong biasanya akan terbentuk semacam karamel.

Bagi sebagian besar orang, bagian inilah yang paling nikmat dari colenak. Kini, varian kuliner Jawa Barat ini semakin berkembang, seperti Colenak Durian dengan campuran durian matang dengan lelehan gula merah, ada juga ada Colenak Pisang.

Colenak menjadi bagian sejarah saat kegiatan perdana Konferensi Asia Afrika (KAA) di Kota Bandung pada 1955 yang dihadiri Presiden Soekarno dan para pimpinan negara. Colenak menjadi terkenal berawal dari sajian Aki Murdi yang berjualan colenak di Kota Bandung sejak tahun 1930 hingga sekarang.

Colenak Murdi Putra yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Bandung menjadi pelopor kudapan ini. Colenak ala Murdi salah satu produk kuliner paling tua di Bandung.

Colenak ala Murdi menjadi tiga jenis, ada original, aroma durian dan nangka. Satu porsi 'Colenak Murdi Putra' dibanderol Rp 9.000.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya