Liputan6.com, Gorontalo - Curah hujan tinggi yang kini menghantui Provinsi Gorontalo, menjadi salah satu tantangan besar bagi warga Kecamatan Pinogu. Pasalnya, kondisi ini mengharuskan mereka untuk ekstra hati-hati saat melewati hutan belantara.
Sebab, letak Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo berada di tengah hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW).
Advertisement
Baca Juga
Dibutuhkan fisik yang prima jika hendak menuju ke Pinogu. Selain terpencil, akses jalan yang rusak dan terjal menuju kecamatan itu semakin mempersulit warga yang lewat, apalagi pada musim hujan.
Pohon tumbang dan tanah longsor sesekali menjadi ancaman bagi mereka warga Pinogu saat pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan. Belum lagi, binatang buas yang ada di hutan TNBNW, bisa membahayakan nyawa mereka.
"Musim hujan memang menjadi salah satu tantangan bagi kami. Jalan yang rusak yang berlumpur menjadi tantangan berat kami," kata Ramdan Maku warga Kecamatan Pinogu.
"Biasanya kalau hujan terus menerus, jalan akan longsor dan bisa jadi mengancam kami yang melintas. Kami berharap pemerintah jangan hanya diam," tuturnya.
Â
Simak juga video pilihan berikut:
Fasilitas Kesehatan Kurang
Sementara itu, Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan S Uloli, mengakui tantangan buat dirinya dan pemerintah daerah ke depan adalah bagaimana menghadirkan dan membangun akses jalan yang memadai untuk warga di Kecamatan Pinogu.
"Paling menantang buat saya datang ke Pinogu, yaitu perjalanan atau medan jalan. Medannya masih cukup ekstrem dan ini yang harus menjadi perhatian dan prioritas kita," tuturnya.
"Bagaimana kelak ke Pinogu ini tetap naik motor, tapi jalannya mulus. Jadi tidak ada hambatan," ungkapnya.
Merlan mengatakan, kalau akses jalannya sudah baik, maka pelayanan akan semakin mudah, demikian juga akses masyarakat untuk datang ke ibu kota akan lebih mudah.
Ditambah lagi alat-alat kesehatan di Pinogu juga belum begitu maksimal. Sehingga, kalau ada masyarakat maupun pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan, itu harus dibawa ke rumah sakit.
"Sementara akses jalan yang dilalui belum memadai bahkan terbilang sangat ekstrem, sehingga terkadang ada yang tidak tertolong," ungkapnya.
"Mulai dari fasilitas kesehatan, kemudian tenaga kesehatan di sini, harus memiliki insentif khusus. Intinya jalan dan fasilitas kesehatan yang harus dipikirkan," ia menandaskan.
Advertisement