Komitmen Pemprov Jabar, Kredit Petani Milenial Jabar Mulai Dilunasi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memfasilitasi pelunasan kredit Petani Milenial kepada bank bjb pada Senin (6/2/2023).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Feb 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 19:00 WIB
Petani Milenial
Pertanian infus yang dikembangkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mulai panen dan hasilnya diekspor (dok.instagram/@ridwankamil/https://www.instagram.com/p/CPViucRnVLZ/Komarudin)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memfasilitasi pelunasan kredit Petani Milenial kepada bank BJB pada Senin (6/2/2023). Adapun pelunasan itu dilakukan oleh BUMD Provinsi Jabar, PT Agro Jabar, yang menjadi offtaker sekaligus avalis petani milenial komoditas tanaman hias.

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jabar Yuke Mauliani Septina menuturkan, jumlah yang dibayarkan PT Agro Jabar ke bank bjb untuk pelunasan kredit 18 petani milenial tanaman hias sebesar Rp550 juta yang merupakan sisa pinjaman.

"Totalnya (yang dibayarkan untuk pelunasan) Rp550 juta. Itu untuk 18 orang petani milenial komoditas tanaman hias. Alhamdulillah, tadi sekitar jam 12 siang (Senin, 6 Februari 2023) diselesaikannya," kata Yuke dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).

Menurut Yuke, fasilitasi pelunasan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen Pemda Provinsi Jabar untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan program Petani Milenial.

"Sebenarnya, itu kewajiban dari pihak ketiga sebagai eksportir yaitu PT Minaqu. Tapi, karena gagal ekspor akibat perang Rusia-Ukraina, maka PT Minaqu tidak bisa membayar ke petani milenial. Mungkin nanti ada pembicaraan lagi antara PT Minaqu dan PT Agro Jabar. Tapi, intinya pemerintah tidak akan lepas tangan dalam program Petani Milenial ini. Kita akan kawal terus," tutur Yuke.

Menurut Yuke, dalam rapat pimpinan bersama Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (6/2/2023), Pemprov Jabar akan terus melanjutkan program Petani Milenial sambil terus mengevaluasi dan memetakan dinamika di lapangan.

"Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat akan melanjutkan program Petani Milenial dengan konsep dan proses yang lebih baik, pedoman teknis yang lebih jelas lagi, seperti untuk pemilihan komoditas disesuaikan dengan pemetaan jejaring pemasaran dan jangan lupa melakukan evaluasi secara tersistem dan reguler," kata Yuke.

Direktur Komersial & UMKM BJB Nancy Adistyasari mengatakan, pelunasan tersebut sesuai dengan komitmen PT Agro Jabar dan Pemda Provinsi Jabar. BJB pun sudah menerbitkan surat keterangan lunas pada Senin (6/2/2023).

"Terkait pelunasan, BJB telah menerbitkan surat keterangan lunas bagi 18 petani milenial, dan surat tersebut telah kami sampaikan melalui Agro Jabar. Untuk perubahan kolektibilitas pada SLIK OJK sesuai ketentuan akan berubah per akhir Februari 2023 dan dapat dicek mulai awal Maret 2023," ucap Nancy.

Nancy menyatakan, bank bjb bersama seluruh pihak terkait akan bersama-sama mengevaluasi dan melakukan perbaikan untuk keberlangsungan program Petani Milenial. Apalagi, program Petani Milenial menjadi salah satu solusi atas regenerasi profesi petani.

"Program Petani Milenial merupakan program Pemda Provinsi Jabar yang sangat baik dan menjadi salah satu solusi atas regenerasi profesi petani yang jarang diminati oleh kaum milenial," tuturnya.

"Dengan kolaborasi pentaheliks, program ini, selain membuka kesempatan kerja, juga meningkatkan peran pemerintah dan swasta dalam ketahanan pangan. Tentu banyak perbaikan yang dapat dilakukan, mulai dari tahapan rekrutmen, pendampingan, sosialisasi sampai pelaksanaan di lapangan, dan bank BJB berharap semua pihak dapat menjalankan peran masing-masing secara optimal," kata Nancy menambahkan.

Selain itu, Nancy juga menuturkan bahwa output terpenting dari program Petani Milenial adalah melahirkan petani muda yang memiliki jiwa entrepreneur, sehingga dapat menciptakan peluang bisnis baru.

"Dan tentu memiliki dampak lanjutan berupa contoh positif bagi milenial-milenial lainnya untuk berusaha menjadi entrepreneur di bidang ketahanan pangan," tutur Nancy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya