5 Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Warteg

Ciri khas warteg selalu sama, yaitu beragam tumisan, lauk, gorengan, dan sayur di balik etalase kaca. Tapi jauh sebelumnya, para penjual nasi asal Tegal ini hanya menjual nasi dengan beberapa jenis lauk saja.

oleh Mega Dwi Anggraeni diperbarui 27 Feb 2023, 00:07 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2023, 00:07 WIB
Warteg Kekinian
Sumber: Google

Liputan6.com, Jakarta - Warteg alias warung Tegal kini menjadi salah satu tempat makan andalan banyak kalangan. Selain lauknya yang beragam, harganya pun terjangkau. Tapi pernahkah bertanya-tanya kenapa warung nasi ini diberi nama warung Tegal?

Saat ini, warteg banyak ditemukan di berbagai daerah. Tak hanya kota-kota besar, tetapi juga di kota-kota kecil. Bentuknya beragam, mulai dari bangunan semi permanen hingga bangunan permanen.

Tapi dimanapun lokasinya, ciri khas warteg tetap sama, yaitu beragam tumisan, lauk, gorengan, dan sayur di balik etalase kaca. Sebagian warteg juga dilengkapi dengan meja panjang dan bangku kayu panjang yang disediakan untuk para pembeli yang makan di tempat.

Varian lauk pendamping nasi yang ada di warteg rupanya bentuk evolusi dari berbagai lauk nasi ponggol yang dulu dijual oleh para ibu-ibu asal Tegal, istri dari para buruh bangunan yang mencari peruntungan di Jakarta.

Bagaimana asal usul warteg? Yuk simak beberapa fakta tentang warung nasi andalan banyak kalangan ini.

 

 

 

 

5 Fakta Tentang Warteg

Penggemar Makanan Warteg Harus Tahu Nih. Berikut Tips Memilih Makanan Sehat di Warteg
Penggemar Makanan Warteg Harus Tahu Nih. Berikut Tips Memilih Makanan Sehat di Warteg / copyirght shutterstock

1. Muncul Sejak Tahun 1960-an

Tahun 1960-an adalah saat Indonesia berada di bawah pimpinan Presiden Soekarno. Ini era dimana Presiden Sukarno berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur ibu kota.

Kesempatan itu diambil oleh warga Tegal yang kemudian mengadu nasib di Jakarta. Saat itu, kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh bangunan dan tinggal di lokasi proyek dengan membuat bedeng.

2. Gerakan Para Istri

Kondisi itu juga dimanfaatkan oleh sebagian istri para buruh bangunan untuk membuka usaha kuliner di sekitar lokasi proyek bangunan. Saat itu mereka menjual nasi ponggol atau nasi bungkus khas Tegal untuk para buruh bangunan.

3. Nasi Ponggol

Nasi ponggol merupakan makanan khas Tegal berupa nasi putih dengan oseng tempe dan beberapa lauk lain sebagai pendampingnya. Nasi ini biasanya dibungkus dengan daun pisang.

Ini merupakan salah satu makanan khas Tegal yang diperkirakan sudah ada sejak setengah abad lalu.

4. Mulai Berkembang

Karena nasi ponggol sudah dikenal oleh warga Tegal. Selain itu harganya yang murah serta rasanya yang lezat dan mengenyangkan, membuatnya jadi makanan favorit para pekerja proyek bangunan kala itu.

Seiring waktu, bisnis kuliner yang digerakkan ibu-ibu itu pun mulai berkembang. Dari yang awalnya hanya berjualan di pojok-pojok lokasi proyek, para pedagang nasi ini mulai memiliki warungnya sendiri.

5. Dari Bedeng Jadi Bangunan Semi Permanen

Di awal 1990-an, bangunan warteg yang semula berbentuk bedeng darurat mulai berubah menjadi bangunan semi permanen. Warung-warung nasi itu juga mulai merambah ke pemukiman.

Kini, beberapa warteg juga mulai berubah jadi rumah makan. Namun tak sedikit juga yang tetap mempertahankan konsep warung sederhananya. 

Tak hanya bangunan yang berkembang, menu lauk pendampingnya pun bertambah.  Tapi umumnya adalah lauk pauk yang biasa dikonsumsi warga Indonesia. Tak heran jika menu di satu warteg dengan warteg lainnya sama.

Itu dia beberapa fakta tentang warteg yang bisa kamu ketahui. Kira-kira menu apa yang paling kamu sukai saat datang ke warteg favorit?

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya