Liputan6.com, Jakarta - Sayur babanci atau ketupat babanci merupakan makanan khas Betawi yang biasa disajikan pada perayaan hari-hari besar keagamaan atau di acara-acara tertentu saja. Meski dijuluki sebagai sayur, sebenarnya kuliner ini sama sekali tidak menggunakan sayuran sebagai bahan utamanya.
Kuliner ini justru menggunakan daging sapi atau kerbau sebagai bahan utama. Selain itu, isi kelapa muda dan buah petai juga menjadi campuran di dalamnya.
Sajian ini memiliki kuah asam pedas dan bersantan. Mengutip dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham, nama 'babanci' diambil dari 'perilaku' sayur ini yang tidak jelas.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa orang mengatakan, masakan ini merupakan perpaduaan rasa gulai, kare, dan soto Betawi. Oleh karena itu, ada juga yang percaya jika nama 'babanci' diambil dari perpaduan antara 'babah' dan 'enci'.
Pasalnya, dahulu makanan ini dibuat oleh para peranakan Betawi-Tionghoa. Itulah sebabnya, hanya dari golongan mandor (kaya) dan tuan tanah saja yang bisa menghadirkan makanan ini pada hari raya.
Secara umum, sayur babanci memiliki cita rasa yang menyerupai gulai. Rasa tersebut identik dengan aroma yang dominan dan cita rasa rempah yang kuat.
Umumnya, kuliner Betawi mencermikan karakter masyarakat Betawi yang jenaka dan nyeleneh, termasuk sayur babanci ini. Sayangnya, hidangan ini kini mulai sulit ditemukan.
Sayur babanci hanya disajikan pada acara-acara besar saja, seperti hari ulang tahun Kota Jakarta, bazar, atau pesta kuliner tahunan. Selain karena sudah tergeser dengan kuliner baru yang lebih modern dan variatif, sajian ini juga sudah mulai sulit ditemukan bahan bakunya. Selain itu, proses memasaknya juga tergolong rumit.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak