Saat Ulama Cirebon Kampanye Anti Hoaks Lewat Majelis Taklim

Beragam cara dilakukan untuk mencegah massif nya informasi hoaks termasuk di Cirebon. Terelebih saat ini sudah memasuki tahun politik

oleh Panji Prayitno diperbarui 20 Mar 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 17:00 WIB
Saat Ulama Cirebon Kampanye Anti Hoaks Lewat Majelis Taklim
Pengasuh Ponpes Kebon Pring Cirebon Kiai Syahrudin. (Istimewa)

Liputan6.com, Cirebon - Hoaks atau berita bohong menjadi bagian yang tak terpisahkan di tengah aktivitas masyarakat era digital. 

Beragam cara dilakukan untuk mencegah massif nya informasi hoaks termasuk di Cirebon. Terlebih, memasuki tahun politik yang diprediksi akan lebih massiv.

Seperti yang disampaikan Pengasuh Ponpes Kebon Pring Cirebon Kiai Syahrudin Hutagalung. Menurutnya, informasi hoaks menjadi salah satu pemicu masyarakat terpecah belah.

"Seperti kita ketahui pada momen pemilu sebelumnya masyarakat terpecah karena beda pilihan bahkan sampai timbul ujaran kebencian," ujar Kiai Syahrudin saat mengisi ceramah di Ponpes Al Abror, Minggu (19/3/2023).

Syahrudin mengatakan, belajar dari pengalaman pemilu periode lalu, masyarakat perlu lebih waspada terhadap berbagai informasi yang diterima. 

Apalagi, saat ini informasi semakin mudah diakses dengan massifnya alat digital. Dia menjelaskan, menyebarkan informasi hoaks juga dilarang dalam Islam.

Dia menyebutkan ada beberapa dalil yang terkait larangan menebar informasi hoaks hingga ujaran kebencian. 

"Ada dalam Alquran Surat Al-Hujarat ayat 11, kemudian Al-Nur ayat 19 dan Al-Maidah ayat 8," kata kiai Syahrudin.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Peran Tokoh Masyarakat

Menurutnya, masyarakat hingga tokoh yang di tingkat desa memiliki peran penting. Sebab, informasi yang datang melalui media digital sulit di bendung.

Syahrudin mengaku selalu menyampaikan pesan melawan informasi hoaks dalam setiap acara ceramah. Keinginannya mengkampanyekan anti hoaks tersebut agar masyarakat ikut teredukasi.

"Saya juga prihatin ya informasi hoaks pemilu beredar sampai memecah belah bangsa. Bahkan ada suami istri beda pilihan tidak mau tegur sapa itu miris sekali," kata dia.

Syahrudin berharap ditengah perkembangan teknologi dan digitalisasi. Masyarakat semakin teredukasi dengan selalu menyaring informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Dia juga menyarankan ketika masyarakat yang mendapat informasi yang dianggap tidak valid agar tidak langsung disebarkan.

"Ada salah media online yang menyediakan layanan cek fakta. Jadi jika dapat informasi yang belum pasti benar bisa langsung saja kontak cek fakta Liputan6.com di 08119787670," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya