Liputan6.com, Limapuluh Kota - Ranah Minang tak pernah ingkar janji soal makanannya yang lezat. Pada Bulan Ramadan apalagi, kuliner legendaris yang jarang dijumpai pada hari biasa, sering bermunculan.
Gulai paluik salah satunya, sajian ini biasanya muncul kembali saat Ramadan tiba. Jika diartikan paluik adalah palut. Seperti namanya, isi gulai ini dibalut dengan dedaunan, biasanya dengan daun kacang atau daun labu.
Gulai paluik merupakan makanan khas dari Kabupaten Limapuluh Kota, di daerah lain di provinsi Sumatera Barat kuliner ini sangat jarang dijumpai meski saat Ramadan.
Advertisement
Awak Liputan6.com ketika berkunjung Limbanang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat membeli gulai paluik di pasar pabukoan. Harganya murah, Rp5 ribu untuk satu buah.
Baca Juga
Ketika dicoba saat berbuka, rasanya lezat, lembut, dan khas. Gulai paluik sangat cocok sebagai menu santap buka puasa dimakan bersama nasi.
Bahan utama gulai paluik terbuat dari campuran jengkol, telur, tepung, dan parutan kelapa yang dihaluskan.
Cara mengolah gulai paluik, setelah bahan-bahan utama diberi bumbu rempah, kemudian dibungkus dengan daun kacang atau daun labu. Lalu dibungkus lagi dengan daun pisang sebelum direbus hingga matang.
Setelah matang, daun pisang dilepas dan dimasukkan ke kuah gulai bersantan yang sudah dimasak dengan berbagai rempah.
Salah seorang warga Limapuluh Kota Sofita (53) mengatakan gulai paluik terkenal sebagai sajian khas bulan suci Ramadan. Biasanya dengan mudah dijumpai di pasar pabukoan.
"Rasanya nikmat, sulit dijelaskan sebab rasanya yang otentik," ujarnya.
Menurutnya gulai paluik jadi buruan masyarakat untuk menu utama buka puasa. Apalagi harganya juga terjangkau.