Liputan6.com, Jayapura - Biasa alias Yamison Murib, seorang anggota KKB pimpinan Numbuk Telenggen ditangkap TNI-Polri di Kampung Wako, Distrik Gome, Kabupaten Puncak Papua Tengah.
Kaops Damai Cartenz Kombes Faizal Rahmadani di Jayapura, Jumat (7/4/2023) mengatakan, Yamison Murib ditangkap Rabu (5/4) setelah anggota mendapat informasi terkait keberadaannya.
Advertisement
Saat ini tersangka yang diduga terlibat sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan KKB ditahan di Polres Puncak.
"Yamison Murib merupakan anak buah dari pimpinan KKB Puncak, Numbuk Telenggen dan Pilanus Walker yang terlibat dalam beberapa aksi hingga menimbulkan korban jiwa baik masyarakat maupun anggota TNI-Polri," ungkap Kombes Faizal yang juga menjabat sebagai Dir Krimum Polda Papua.
Berikut beberapa aksi kekejaman Yamison Murib dan KKB pimpinan Numbuk Telenggan:
- Aksi penembakan terhadap tukang ojek atas nama Udin pada 14 April 2021 di Kampung Eromaga, Distrik Omukia
- Pembakaran tower BTS pada 3 Januari 2021
- Pembakaran helikopter UP MI815 milik PT Ersa di Bandara Aminggaru pada 11 April 2021
- Penembakan terhadap anggota Ops Nemangkawi di Kampung Olenki, pada 27 April 2021.
Nasib Pilot Susi Air
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengaku optimis pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, bisa dibebaskan dengan selamat.
"Insyaallah optimis. Ya, optimis," ujar Yudo di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu.
Yudo optimis Philip selamat apabila pembebasan dilakukan dengan cara persuasif. Menurut dia, jika penyelamatan dilakukan dengan cara militer, maka KKB tidak segan untuk menembak pilot tersebut.
"Apabila saya bebaskan dengan cara militer, saya sudah monitor dari pembicaraan, 'nanti kalau ketemu TNI bunuh saja, tembak saja, nanti biar TNI yang dituduh membunuh pilot ini'," katanya. Dia menjelaskan pembebasan dengan cara operasi militer juga mengancam keselamatan masyarakat. Karena itu Yudo tidak menginginkan hal tersebut terjadi.
"Kalau saya menggunakan operasi militer juga bisa, menyerang secara militer. Saya punya alat, punya prajurit yang profesional untuk itu, tapi nanti siapa korbannya? Masyarakat pasti," ujarnya.
Karena itu, Yudo akan mengedepankan cara-cara persuasif dalam menyelamatkan pilot Susi Air, yaitu dengan menjalin komunikasi dengan tokoh agama dan masyarakat, serta pemerintah setempat.
Dia mengungkapkan bahwa tokoh masyarakat dan Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge meminta TNI bersabar dan tidak melancarkan operasi militer.
"Ini berdasarkan tokoh masyarakat maupun dari (Pj.) Bupati Nduga yang selalu mengerem saya, meminta saya untuk sabar. Karena nanti dampaknya akan lebih besar lagi, kerugiannya akan lebih berdampak besar untuk masyarakat kita," katanya.
Selain itu, Yudo menyebut tidak ada target waktu untuk menyelamatkan pilot Susi Air. Hal itu menurut dia, karena penyanderaan tersebut berbeda dengan kasus lain sehingga upaya penyelamatan tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.
"Nggak ada target harus berapa hari. Kami targetnya adalah mereka (pilot Susi Air) bisa dilepaskan dengan selamat dan tidak ada masyarakat yang terdampak menjadi korban," ujarnya. Sebelumnya, pada Selasa (7/2), Philip disandera KKB setelah mendaratkan pesawat jenis Pilatus Porter di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Selain menyandera Philip, KKB juga membakar pesawat milik maskapai Susi Air tersebut.
Advertisement