Liputan6.com, Garut - Berada dekat jalur pendakian gunung Cikuray yang memiliki ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut (mdpl), kilau kawasan edukasi dan agrowisata Eptilu, Garut, Jawa Barat ini, memang memiliki pesona yang menjanjikan.
Selain menikmati sajian keindahan alam sekitar, pengunjung yang datang bakal mendapatkan wawasan mengenai dunia pertanian secara lengkap dan gratis, dari pengelola kawasan seluas hampir 5 hektare lebih tersebut.
“Jika dulu pengunjung yang datang hanya fokus pada memetik atau panen jeruk Garut dan sayuran sepuasnya, kini kami memilik lab sekaligus pabrik industri pengolahan pertanian,” ujar pemilik sekaligus pengelola Agrowisata Eptilu Rizal Fahreza, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Sabtu (29/4/2023) petang.
Advertisement
Menggunakan sepatu boat dan kaos oblong selaras berkelir putih bertuliskan eptilu, petani milenial tingkat nasional dari Garut itu, nampak asik menjelaskan dunia pertanian secara lengkap, termasuk peluang usaha di dalamnya.
“Dunia pertanian itu mengasikan dan menguntungkan, silahkan berkunjung ke agrowisata eptilu sambil menikmati kuliner khas kami,” ujar dia dengan senyum ramah.
Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) 2009 itu mengatakan, kehadiran agrowisata dan edukasi eptilu terus bertumbuh setiap tahunnya.
“Awalnya kami hanya fokus di kebun edukasi dan agrowsiata termasuk kebun produksi jeruk Garut, sekarang telah melangkah lebih jauh,” kata dia.
Hadirnya konsep ‘smart farming’ memberikan banyak informasi bagi pengunjung, bagaimana menjalakan dunia pertanian dengan menggunakan aplikasi teknologi terkini.
“Kami punya beberapa lahan pertanian, sekarang semuanya dikontrol dengan teknologi,” ujar dia memberikan contoh salah satu penerapan aplikasi di kebun.
Kemudian kehadiran nursery (persemaian) dan green house produksi holtikultura cabai yang bisa dilihat langsung pengunjung, bisa menambah wawasan bagi mereka dalam pengolahan pertanian secara optimal.
“Selama pengunjung di sini, kami akan ajak mereka ke lokasi lahan produksi kami, ada berbagai koleksi jeruk unggulan yang kami datangkan dari berbagai wilayah nusantara, hingga produksi turunnya holtikultura,” ujarnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Pertanian Terintegrasi
Bagi Rizal, mengoptimalkan lahan dengan rekayasa iklim yang tepat, dapat menghasilkan cuan dari sektor pertanian yang menggiurkan sepanjang tahun tanpa terganggu perubahan cuaca.
“Untuk green house nursery kami mulai fokus di pembibitan cabai, ke depannya pengembangan tanaman holtikultura lainnya,” kata dia.
Bahkan dalam dua tahun terakhir, Rizal mulai memberikan pendampingan pertanian secara gratis bagi warga, untuk mengajak mereka bergabung mengoptimalkan besarnya potensi pertanian di Garut, melalui kolaburasi sistem Closed Loop.
“Tahun ini kami mulai ditunjuk dalam pengembangan kerja sama antar daerah (KAD) terutama DKI Jakarta dan Jawa Barat dalam menjaga pengendalian inflasi daerah,” kata dia.
Dengan pola kerja sama multi stakeholder itu, eptilu dituntut terus menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, salah satunya menghasilkan ragam produk olahan pertanian.
“Kami pun siap melayani pemasaran produk pertanian seiring dengan hadirnya kendaraan logistik pemasaran dukungan Pemda Garut,” kata dia.
Namun dari itu semua, jangan buru-buru baper dengan mudahnya mengolah dunia pertanian. Nikmati dulu sajian wisata di kawasan agrowisata eptilu selain mencerdasarkan, pengunjung juga bisa menikmati sajian menu kuliner alami produk pertanian dengan lengkap.
Sebut saja nasi liwet khas eptilu lengkap dengan lauk pauknya yang tradisional mulai sambal hijau, ikan asin, pindang, ayam kampung hingga berbagai jenis sayuran sebagai lalaban, yang dipetik langsung dari area pertanian eptilu, asyik bukan? silahkan mencoba dan menikmati sajiannnya di sana.
Advertisement