Liputan6.com, Yogyakarta - Jika mendengar kata tahu, umumnya bahan ini diolah sebagai lauk pelengkap dalam makanan ataupun sebagai bahan masakan lainnya. Namun ada salah satu jenis minuman tradisional yang disebut dengan nama wedang tahu.
Pada dasarnya, wedang tahu berasal dari China. Kemudian, minuman ini berkembang di wilayah pecinan seluruh Indonesia, salah satunya di Semarang.
Mengutip dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, minuman ini tidak menggunakan tahu pada umumnya, melainkan berbahan dasar sari kedelai yang diiris tipis-tipis menyerupai tahu. Teksturnya pun sangat lembut.
Advertisement
Baca Juga
Untuk membuatnya, kedelai yang masih segar direndam selama satu malam dan dibersihkan dari kulit luarnya (kulit ari).Setelah itu, kedelai dihaluskan menggunakan blender dan dimasak menggunakan api kecil hingga berbuih.
Setelah mendapatkan kekentalan yang diinginkan, bahan tersebut kemudian disaring menggunakan kain yang agak kasar. Penyaringan itu dilakukan untuk memisahkan ampas kedelai dengan sarinya.
Tanpa menunggu dingin, sari kedelai kemudian dicampurkan dengan bubuk agar-agar atau tepung tapioka. Adonan tersebut lalu diaduk merata untuk mendapatkan sari kedelai yang padat. Selanjutnya diamkan hingga sari kedelai dingin dan memadat.
Wedang tahu diperkirakan sudah ada di Semarang sejak abad ke-19. Kuliner ini dibawa oleh masyarakat asal Tionghoa.
Wedang tahu di daerah asalnya memiliki rasa yang dominan hambar, sehingga masyarakat Semarang mengkreasikan rasanya dengan menyesuaikan lidah orang Semarang. Alhasil, tercipta wedang tahu dengan cita rasa lebih manis dengan campuran rempah-rempah yang menghangatkan tubuh.
(Resla Aknaita Chak)
Â