UGM dan Universitas Le Havre Perancis Sepakat Kerja Sama Bidang Logistik dan Kemaritiman

Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan Universite Le Havre Normandie (ULHN), Perancis, dalam bidang pendidikan dan riset di bidang studi logistik dan kemaritiman.

oleh Yanuar H diperbarui 05 Jun 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi: UGM
Ilustrasi: UGM

Liputan6.com, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitie Le Havre Normandie, Perancis (ULHN) setuju untuk mengembangkan kerja sama dalam kerangka pelatihan dan penelitian terutama di bidang logistik dan kemaritiman. Wakil Rektor UGM Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan perjanjian kerja sama ini menjadi tonggak sejarah baru hubungan kerja sama antara UGM dan Le Havre yang memulai inisiatif kerja sama di tingkat universitas pada tahun 2013, lalu Nota Kesepahaman pertama ditandatangani pada 2014 dan diperbaharui pada 2017. Perjanjian saat itu ditunda karena pandemi.  

"Namun, saya sangat senang hari ini kami dapat melanjutkan inisiasi tersebut setelah kunjungan tiga perwakilan dari Le Havre pada bulan April 2023," ujarnya.

Ignatius menjelaskan peluang ruang lingkup bidang kerja sama bisa di bidang logistik, manajemen rantai pasokan, pengembangan energi terbarukan, teknik sipil, dan sastra Perancis. Ia menjelaskan yang paling penting dari penandatanganan nota kesepahaman ini adalah tingkat implementasinya. 

 

"Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mendorong UGM dan pusat-pusat penelitian di bawah naungannya untuk menindaklanjuti implementasi nota kesepahaman ini,” tegasnya. 

Pedro Lages Dos Santos  perwakilan dari Le Havre University, mengatakan, Universitas Le Havre Normandie yang berdiri tahun 1984, saat ini memiliki 10.000 mahasiswa dan merupakan bagian dari Normandy University yang memiliki 80.000 mahasiswa dan 3.000 peneliti. 

"Selama bertahun-tahun, universitas kami telah menjadi salah satu pusat penelitian utama dalam bidang pelabuhan dan maritim," paparnya. 

Ia menjelaskan Universitas Le Havre Normandie sekarang menjadi universitas pertama dengan jumlah peneliti terbesar yang bekerja pada isu-isu tersebut. Hal ini berkat eksistensi Institut Studi Logistik, yang didirikan pada tahun 1994.  

"Di institut ini, universitas kami melatih para insinyur logistik dari seluruh dunia dengan standar yang sangat tinggi," katanya. 

Universitas Le Havre saat ini mendorong peningkatan hubungan kerja sama internasional. Meski sudah lama menjalin kerja sama di berbagai kampus di benua Asia, tetapi Universitas Le Havre memutuskan untuk lebih memperkuat kerja sama di kawasan Asia Tenggara yaitu UGM.  

"Inilah alasan kami mengunjungi Indonesia. Kami senantiasa menjaga hubungan baik selama bertahun-tahun dengan Indonesia. Saya sepakat, MoU ini bukanlah landasan, ini hanyalah awal yang nantinya dapat diwujudkan dalam bentuk pembukaan gelar ganda atau mungkin program Erasmus plus dengan universitas mitra yang diperkuat di bidang penelitian, menjadi hal penting bagi kami," ujarnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya