Liputan6.com, Banyuwangi - Jalur yang menanjak, udara yang dingin, beban keril yang berat, tak menghalangi para pendaki untuk menjajal jalur ekstrem untuk mencapai puncak sejati Gunung Raung dengan ketinggian 3.344 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Gunung Raung yang berada di kawasan Pegunungan Dieng, terletak di tiga kabupaten di Jawa Timur (Jatim), yakni Banyuwangi, Bondowoso dan Besuki Jatim.
Baca Juga
Liburan panjang di awal Juni 2023, dimanfaatkan para pendaki untuk menjajal pendakian gunung yang terkenal dengan jalur ekstrem shiratol mustaqim.
Advertisement
Kamis (1/6/2023), ada sekitar 70 orang pendaki yang mengisi registrasi untuk pendaftaran pendakian ke Gunung Raung Jatim, di Sekretariat Pendakian Gunung Raung via Wonorejo Kalibaruwetan-Kalibaru.
Setelah mendapatkan pengarahan, para pendaki langsung naik ojek warga ke warung Ibu Sunarya. Sesampai di sana, pendaki mendapat sambutan hangat dari Ibu Sunarya dan secangkir kopi hangat yang nikmat.
Perjalanan dilanjutkan ke warung Bu Intan. Pendaki bisa memilih untuk berjalan kaki sekitar 45 menitan, atau bisa kembali naik ojek warga dengan biaya Rp 50.000.
Dari puluhan pendakian, ada rombongan pendaki dari Basecamp Bu Soeto yang beranggotakan 14 orang, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Bogor, Jakarta, Jogjakarta, Palembang, Cilacap dan lainnya.
Sekitar pukul 09.00 WIB, satu per satu pendaki dari Basecamp Bu Soeto berjalan memulai pendakian ke Gunung Raung. Para pendaki wajib membawa air minum sendiri, karena tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian.
Ada 7 pos yang harus dilalui, untuk mencapai lokasi camp 7, tempat para pendaki bisa mendirikan tenda dan beristirahat sebelum kembali memulai pendakian ke puncak Gunung Raung.
Perjalanan dari bawah hingga ke Camp 7 Gunung Raung bisa ditempuh sekitar 7-8 jam. Di sepanjang perjalanan, para pendaki akan bertemu para porter air, yang membawa air minum pendaki ke Camp 7.
Pendaki juga bisa menyewa jasa porter, untuk membawakan kerilnya ke Camp 7 dengan biaya sekitar Rp 350.000-Rp 400.000.
Para pendaki harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk beristirahat di Camp 7. Karena, pendakian ke Puncak Sejati Gunung Raung Jatim, akan dilanjutkan di malam harinya, sekitar pukul 00.00 WIB.
Jalur pendakian ke Puncak Sejati Gunung Raung, memakan waktu sekitar 5-7 jam. Namun untuk mencapai ke puncak Gunung Raung dengan ketinggian 3.344 mdpl, para pendaki harus melintas di 3 puncak lainnya dulu.
Seperti ke Puncak Bendera dengan ketinggian 3.159 mdpl, dilanjutkan ke Puncak 17 di ketinggian 3.180 mdpl, ke Puncak Tusuk Gigi dengan ketinggian 3.300 mdpl dan pendakian berakhir di Puncak Sejati Gunung Raung di ketinggian 3.344 mdpl.
Jalur Ekstrem
Para pendaki wajib membawa headlamp, karena pendakian dilakukan di malam hari hingga terbit matahari, sehingga cukup menguras tenaga.
Di jalur pendakian dari Puncak Bendera ke Puncak Sejati, para pendaki harus melewati jalur-jalur ekstrem, seperti menuruni dan menanjak tebing curam yang berada di bibir jurang. Para pendaki harus menggunakan hardness, carabiner, figure 8, webbing, helm dan sarung tangan.
Tantangan ekstrem tidak sampai di sana saja. Para pendaki juga harus melintas di jalur setapak yang dinamakan Shiratol Mustaqim. Jalur yang hanya bisa dilewati satu orang pendaki, karena jalur berada di antara jurang-jurang gunung yang terjal.
Pendaki yang bisa sampai ke Puncak Sejati Gunung Raung di waktu yang tepat, bisa melihat indahnya bentangan alam dengan sunrise yang mempesona.
Rohmad Hidayat (22) berdua bersama Eka Ardianto (23), mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ikut Open Trip Bu Soeto dan bertemu dengan teman-teman pendaki dari berbagai daerah di Indonesia.
Advertisement
Pendaki Gunung
Pendakian yang dilakukan begitu menyenangkan, karena bisa bertemu dengan teman-teman baru dan bisa mendaki gunung impian. Apalagi dia sudah lama mengidam-idamkan mendaki Gunung Raung, yang termasuk gunung terekstrem di Indonesia.
“Pendakian memang menguras tenaga, tapi ketika sudah sampai ke puncak Gunung Raung, semua rasa penat seketika hilang dan saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk mendaki Gunung Raung,” ucapnya kepada Liputan6.com, Rabu (7/6/2023).
Rohmad bersama puluhan pendaki lainnya, turun dari gunung pada hari Sabtu (3/6/2023), dengan cuaca yang sangat bersahabat.
Dari jalur puncak Gunung Raung, para pendaki bisa melihat pemandangan gunung lain, seperti Gunung Argopuro dan Gunung Semeru Jatim.
Pendaki juga bisa melihat awan berarak yang begitu indah di atas langit biru dan udara yang cukup kencang, sehingga pendaki harus berhati-hati saat pendakian ke puncak maupun saat turun.
Basecamp Gunung Raung
Untuk mendaki Gunung Raung di Jatim, para pendaki wajib memakai jasa guide, karena jalurnya yang ekstrem dan demi menjaga keselamatan pendakian.
Basecamp Bu Soeto yang merupakan basecamp Gunung Raung tertua, menyediakan jasa Open Trip pendaki, dengan fasilitas yang lengkap.
Selain terkenal dengan jalur ekstrem, Gunung Raung mempunyai kaldera terbesar kedua di Indonesia, setelah kaldera di Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Luasan kaldera Gunung Raung sekitar 2 meteran dengan kedalaman hampir 500 meteran. Gunung Raung pernah meletus di tahun 1586 , 1597 dan 1638 serta mengalami erupsi di tahun 1973.
Gunung Raung tercatat sebagai gunung tertinggi di Jatim, selain Gunung Semeru (3.676 mdpl) dan Gunung Arjuno (3339 mdpl).
Advertisement