Liputan6.com, Padang - Jika umumnya air terjun berada di tengah hutan dan dikelilingi pepohonan hijau, air terjun yang satu ini justru hanya berjarak beberapa meter dari bahu jalan. Suara gemercik air pun berpadu dengan suara lalu-lalang kendaraan yang melewati Jalan Raya Padang-Bukittinggi di kaki Gunung Singgalang.
Adalah Air Terjun Lembah Anai yang berlokasi di Singgalang, Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Saat melewati area ini, para pengendara pun bisa melihat indahnya air yang tumpah dari tebing tinggi.
Tak jarang, beberapa pengendara memilih berhenti untuk mengabadikan momen tersebut. Mereka juga kerap beristirahat di sekitar lokasi karena suasananya yang tetap sejuk dan menenangkan.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip dari indonesiakaya.com, air terjun Lembah Anai merupakan bagian dari aliran Sungai Batang Lurah. Sungai tersebut berhulu di atas Gunung Singgalang.
Air terjun yang berada di pinggir jalan ini juga merupakan salah satu dari tujuh air terjun yang dimiliki kawasan Cagar Alam Lembah Anai. Keenam air terjun lainnya bisa ditemukan dengan menempuh perjalanan trekking selama sekitar dua jam.
Sementara itu, deretan perbukitan hijau di kaki Gunung Singgalang seolah menjadi dinding alam yang memperindah air terjun eksotis setinggi kurang lebih 35 meter ini. Tak jauh dari air terjun, juga terdapat rangkaian rel kereta tua yang berkelok dan melintas di atas jalan raya. Hal itu menambah kesan menarik lokasi ini.
Saat liburan tiba, lalu lintas menuju ke lokasi ini pun selalu padat. Banyak wisatawan dari luar daerah yang tak sekadar melintas, tetapi juga singgah untuk menikmati keindahan alam yang dimiliki Air Terjun Lembah Anai ini.
Tak perlu khawatir karena destinasi wisata ini telah dilengkapi beberapa fasilitas penting, seperti lahan parkir yang luas, kios-kios souvenir, rumah makan, hingga penginapan. Seiring perkembangannya, kawasan Air Terjun Lembah Anai pun tak hanya dijadikan sebagai tempat singgah sementara, melainkan telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Sumatra Barat.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak