Edukasi Kebencanaan, Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Simulasi Bencana Tingkat Asia Tenggara

Asean Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX-2023) atau simulasi bencana tingkat Asia Tenggara digelar di kota Yogyakarta. Ada apa ya?

oleh Yanuar H diperbarui 02 Agu 2023, 23:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 23:00 WIB
Pelajar Simulasi Gempa
Simulasi penanganan bencana gempa bumi ini diinisiasi Pemadam Kebakaran Pemkot Depok. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta menjadi tempat digelarnya Asean Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX-2023) atau simulasi bencana tingkat Asia Tenggara pada Selasa (1/8). Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan simulasi dan edukasi kebencanaan perlu dilakukan untuk mewujudkan ketangguhan yang berkelanjutan.

"Agar dilakukan aksi-aksi antisipatif dengan pelibatan semua unsur masyarakat melalui edukasi kebencanaan agar sadar dan paham bencana serta peningkatan kemampuan dalam pengelolaan risiko bencana, penguatan manajemen data dan informasi sehingga terwujud ketangguhan yang berkelanjutan," tutur Muhadjir.

Acara ini merupakan kegiatan kerja sama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan AHA Centre.

"Selain itu perlu dilakukan simulasi bencana secara rutin untuk terus melatih masyarakat agar tidak mengalami kebingungan saat terjadi bencana," ujarnya.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan ARDEX kali ini diikuti 1140 peserta dari negara yang berada di wilayah Asia Tenggara. Paling banyak peserta dari dalam negeri yang merupakan perwakilan kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah serta para penggiat penanggulangan bencana sebanyak 960 peserta.

" Adapun dari luar negeri khususnya dari perwakilan 10 negara ASEAN terdapat 180 orang dan dari Sekretariat Negara ASEAN itu sendiri," ujar Suharyanto.

Menurutnya ARDEX menjadi salah satu upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat kolaborasi Pentaheliks.

"ARDEX merupakan salah satu langkah dalam upaya pengelolaan pengurangan risiko bencana dengan melibatkan lintas sektor, lintas sistem, lintas skala, dan batas melalui latihan simulasi kedaulatan dalam penanggulangan bencana," ucapnya.

"Melalui kegiatan simulasi bencana ini diharapkan Indonesia dan negara-negara sahabat di kawasan Asia Tenggara dapat melakukan sharing dan transfer ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang kebencanaan dan praktik baik budaya lokal dalam penanggulangan bencana."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya