Liputan6.com, Penajam Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 78 Indonesia berlangsung di Ibu Kota Negara (IKN) Baru Nusantara berlangsung khidmat.
Seluruh peserta upacara mengikuti rangkaian kegiatan sakral ini hingga selesai. Pelaksanaan upacara bendera di IKN merupakan perdana digelar.
Visi Indonesia emas 2045 menjadi semangat seluruh peserta upacara. Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, mengatakan pembangunan IKN sebagai ibu kota negara baru menjadi salah satu langkah strategis memastikan Indonesia muncul sebagai negara maju yang diakui dunia.
Advertisement
Baca Juga
“Kami percaya bahwa, IKN dapat menjadi model pembangunan berkelanjutan yang mencerminkan nilai-nilai inklusivitas, keberlanjutan dan berbasis teknologi," kata Bambang, Kamis (17/8/2023).
Menurutnya, menerapkan intergrasi infrastruktur modern, energi baru terbarukan serta teknologi digital, IKN dapat menjadi pilar utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Upacara bendera perdana tersebut dihadiri Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid. Dia mengatakan, upacara perdana tersebut merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah membangun masa depan Indonesia.
Indonesia Emas
Komitmen tersebut, katanya, dalam membangun masa depan Indonesia. Mulai dari kesejahteraan ekonomi, hingga mencapai emisi nol bersih dan inklusifitas bersatu padu.
“Ini adalah dukungan kami akan visi Indonesia Emas 2045. IKN adalah simbol tentang indonesia yang maju dan modern 20 tahun dari sekarang. Tentunya, diperlukan semangat gotong royong dan identitas Bhinneka Tunggal Ika dalam pembangunan ekonomi dengan baik," ujarnya di sela acara perayaan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Ia mengatakan, Kadin Indonesia mengajak masyarakat mewujudkan cita-cita bersama Indonesia Emas 2045 melalui kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Menurut Arsjad, Indonesia memiliki banyak potensi untuk bisa lepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju.
“Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain seperti pasar domestik yang besar, potensi tenaga kerja produktif, dan memiliki populasi melek digital yang tinggi. Oleh karena itu, Indonesia harus mengoptimalkan segala peluang dan potensi yang ada,” ujar Arsjad.
Arsjad menyebutkan, Indonesia akan menikmati bonus demografi pada 2030 ketika jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 68,3 persen dari total populasi.
Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan sumber daya alam dan biodiversitas yang melimpah.
"Termasuk cadangan nikel yang terbesar di dunia yakni sebanyak 21 juta ton dan sumber daya energi baru terbarukan (EBT) hingga 3.600 gigawatt," ujarnya.
Advertisement