Liputan6.com, Medan - Hari ini Google Doodle menampilkan Danau Toba sebagai perayaan untuk menandai ditetapkannya Danau Toba sebagai UNESCO Global Geopark pada 2020 lalu. Danau kawah terbesar yang sekaligus merupakan salah satu danau terdalam di dunia ini menyimpan berbagai legenda, salah satunya legenda Batu Gantung.
Batu Gantung menjadi salah satu daya tarik wisatawan saat menyusuri Pulau Samosir. Batu Gantung yang merupakan panorama pahatan bebatuan unik ini terletak di Parapat, Simalungun, Sumatera Utara.
Berikut beberapa kisah di balik legenda Batu Gantung di Danau Toba:
Advertisement
Baca Juga
1. Batu Gantung dan Seruni
Legenda Batu Gantung berkisah tentang gadis bernama Seruni. Ia memiliki seekor anjing yang dipanggil Toki.
Seruni memiliki kekasih bernama Sidoli, tetapi orang tuanya hendak menjodohkannya dengan orang lain. Bermaksid menolak perjodohan itu, Seruni pun berniat bunuh diri dengan melompat ke Danau Toba.
2. Dua versi cerita rakyat
Keberadaan Batu Gantung di Danau Toba memiliki dua versi cerita rakyat. Versi pertama menceritakan Seruni yang akan dijodohkan sang ayah karena tidak bisa membayar hutang.
Seruni yang tak ingin dijodohkan pun menangis di tepi Danau Toba. Tiba-tiba, ia terperosok ke dalam lubang batu yang menghimpit tubuh Seruni.
Anjing milik Seruni yang bernama Toki pun segera mencari pertolongan warga untuk menyelamatkan Seruni. Saat tiba di lokasi, terdengar suara gemuruh dan guncangan besar yang membuat lubang batu itu menutup dan membentuk tubuh yang dipercaya sebagai jelmaan dari Seruni.
Adapun versi kedua menceritakan tentang Seruni yang ingin dijodohkan dengan paribannya. Pariban adalah sebutan Batak untuk sepupu dari garis keturunan ibu pihak laki-laki.
Seruni yang menolak perjodohan itu pun berniat bunuh diri dengan melompat ke Danau Toba. Namun saat melompat, rambutnya tersangkut ranting pohon.
Toki yang berusaha menyelamatkannya justru ikut tersangkut. Akhirnya mereka berdua berubah menjadi batu yang menggantung.
Â
3. Legenda Batu Gantung dan asal-usul Kota Parapat
Konon, legenda Batu Gantung memiliki keterkaitan dengan asal mula Kota Parapat. Ketika Seruni terhimpit batu di tepi Danau Toba, ia berteriak, "Parapat, parapat…parapat batu."
Dalam bahasa Batak, parapat artinya merapatlah batu. Setelah itu, terjadi gempa dan muncul batu berbentuk seorang wanita sedang menggantung. Warga sekitar akhirnya menyebut kawasan itu sebagai Parapat.
4. Batu Gantung dan aktivitas vulkanik
Terlepas dari berbagai versi cerita terbentuknya Batu Gantung, ternyata batu ini terbentuk dari aktivitas vulkanik. Bagu Gantung terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Toba ribuan tahun lalu.
Letusan itu membentuk Danau Toba. Sementara Batu Gantung terbentuk dari lava dengan kekentalan tinggi. Lava tersebut hampir jatuh ke danau dari tebing, tetapi membeku dan menjadi batu andesit.
5. Masih menjadi tempat sakral masyarakat sekitar
Masyarakat Parapat masih sangat mempercayai legenda Batu Gantung. Tak heran jika tempat ini masih dianggap sakral. Para pengunjung Batu Gantung dilarang mengucapkan kata kotor dan kasar karena akan membawa kesialan.
Selain itu, masyarakat percaya terdapat lubang di bawah tebing yang dihuni makhluk Bunian. Ketika Festival Toba berlangsung, beberapa ketua adat akan memberikan sesaji di bawah batu gantung dan di gua kecil yang dipercaya menjadi tempat makhluk Bunian.
6. Kepopuleran Batu Gantung
Menyimpan berbagai kisah di baliknya, membuat Batu Gantung menjadi salah satu destinasi populer di Danau Toba. Kepopuleran Batu Gantung tidak hanya sebatas di kalangan masyarakat Kota Parapat dan Sumatera Utara saja, tetapi hingga ke daerah lainnya.
Keberadaan Batu Gantung juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Banyak wisatawan yang ingin menyaksikan pemandangan batu yang menyimpan banyak kisah di baliknya itu.
(Resla Aknaita Chak)
Advertisement