Hikayat Gamelan Denggung Cirebon Ditabuh untuk Memanggil Hujan

Saat itu, Keraton Kacirebonan mengumpulkan masyarakat dengan membunyikan gamelan kemudian masyarakat melaksanakan salat istisqo atau salat meminta hujan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 23 Sep 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2023, 12:00 WIB
Hikayat Gamelan Denggung Cirebon Ditabuh Untuk Memanggil Hujan
(Panji Prayitno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu warisan leluhur yang menjadi koleksi keraton Cirebon adalah Gamelan. Alat musik tradisional Cirebon tersebut masih lestari dan menjadi khasanah kebudayaan.

Namun, dari sejumlah gamelan warisan Cirebon, tidak semuanya dapat dibunyikan kapan saja. Seperti gamelan yang ada di Keraton Kacirebonan bernama Gamelan Denggung.

Diketahui, gamelan sakral ini hanya boleh dibunyikan saat masyarakat Cirebon dilanda kesedihan saja.

"Kesedihan itu seperti musim paceklik, kekeringan panjang, wabah penyakit dan peristiwa alam lain yang berdampak pada masyarakat di Cirebon maupun Indonesia," kata Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Elang Iyan Arifudin, Jumat (22/9/2023).

Gamelan denggung berasal dari kata mandeng sing agung. Artinya, dalam semua kehidupan, hanya memandang dan memohon kepada sang pencipta, yakni Allah SWT, bukan kepada yang lain.

Gamelan ini mengajarkan manusia untuk mengamalkan ilmu tauhid. Iyan mencontohkan, saat zaman nenek moyang Cirebon mengalami kekeringan panjang, paceklik, hingga tidak ada air.

Saat itu, Keraton Kacirebonan mengumpulkan masyarakat dengan membunyikan gamelan denggung. Setelah berkumpul di lapangan, masyarakat melaksanakann salat istisqo atau salat meminta hujan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suara Gamelan

"Atas karunia Allah dan doa yang tulus dari masyarakat maka doa mereka dikabulkan dan hujan pun turun," tutur Iyan.

Dia menegaskan, sejauh ini, masyarakat memandang gamelan denggung merupakan alat musik tradisional yang berfungsi sebagai media untuk mendatangkan hujan. Namun, kata dia, pada hakikatnya alat musik ini merupakan suatu gamelan yang penuh makna simbolik dalam menghadapi persoalan di ruang sosial, yakni haris mandeng sing agung.

Gamelan ini ditabuh bukan oleh sembarang orang. Yang menabuh harus orang-orang yang bersih seperti Sunan Gunung Jati salah satunya. Menurut dia, suara gamelan ini juga bisa bermanfaat untuk terapi kesehatan.

"Di dunia internasional sudah ada namanya music therapy. Kenapa tidak gamelan kita jadi music therapy, musik gamelan denggung sudah membuktikan ternyata bule asal Amerika juga bisa tersentuh jiwanya, terpanggil hatinya mendengar suara musik gamelan ini," ucap Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya