Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan pesan kepada 7 pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Daerah DIY agar menjadi pemimpin yang dapat menjadi pengubah dan pembaharu. Usai melantik dan mengambil sumpah jabatan 7 pimpinan tinggi pratama Pemda DIY itu Sultan HB X mengatakan regenerasi kepemimpinan dapat menentukan roda birokrasi pemerintah.
“Kata kuncinya adalah inovasi. Satu akronim terpenting dari simbol ‘Satriya’ yang tersemat di dada setiap PNS DIY. Sebab bagi yang mereka yang dilantik, bukanlah sekadar sosok kepala perangkat daerah, tetapi juga merupakan seorang pemimpin sekaligus manajer. Kepemimpinan memberikan hasil yang efektif-inovatif. Manajemen menjalankan secara kreatif-efisien. Pemimpin mengerjakan hal-hal yang benar dan tepat atau do the right things. Manajer mengerjakannya dengan benar dan tepat atau do things right,” ungkap Sri Sultan di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta Rabu (01/11/2023).
Sultan mengatakan menjadi seorang manajer sudah mempunyai job deskripsi dan tupoksi yang jelas. Sementara menjadi seorang pemimpin, harus mampu mengembangkan kapasitas dan kinerja satuan organisasi yang dipimpinnya.
Advertisement
Baca Juga
Sultan mengibaratkan jabatan sebagai pimpinan tinggi pratama Pemda DIY terlantik semestinya bagaikan “kursi panas” dari persoalan yang belum terselesaikan menjadi tantangan ke depan. Dalam fungsi internal lembaga, nilai Amemangun Karyenak Tyasing Sesama atau berbuat untuk menyenangkan hati sesama manusia harus benar-benar tertanam.
“Itu semua adalah kerja besar yang diamanahkan rakyat untuk merealisasikan keistimewaan DIY. Sehingga kita memerlukan sinergi untuk melipatgandakan energi, selaras dengan nilai Amemangun Karyenak Tyasing Sesama. Konsekuensinya, setiap Kepala OPD dituntut bertipe work-leader, dan menjadi role-model bagi bawahan. Agar mereka pun termotivasi untuk berpikir cerdas, bergerak cepat, dan bekerja giat, dengan pelaksanaan program yang tepat waktu, tepat biaya dan tepat sasaran,” jelas Sri Sultan.
Sultan berharap kepada para kepala OPD baru itu selain mengenal program internal, juga mengenalkan diri kepada stakeholder masing-masing, tentang rencana layanan dan programnya. Lantaran semua hal tersebut merupakan kerja bersama secara silang-OPD serumpun.
“Saya berharap, agar Sekda dibantu Asisten Sekda segera me-review dan memutakhirkan rumusan mekanisme Strategi-Silang berikut leading sektornya, untuk panduan pelaksanaan program perangkat daerah. Tujuannya, agar program rumpun OPD, misalnya untuk Reformasi Kalurahan dan penanggulangan kemiskinan, berjalan melalui manajemen KISS yaitu Koordinasi, Integrasi, Sinergi, dengan juklak yang Simpel,” ucap Sri Sultan.
Sultan HB X menekankan agar saat mengabdi pimpinan OPD terlantik harus menanamkan prinsip good governance dan nilai-nilai integritas sebagai DNA utamanya. Pengambilan sumpah jabatan ini menjadi kibaran “bendera start kolegial” untuk bergegas mengakselerasi pembangunan kesejahteraan masyarakat DIY.
“Menjadi seorang birokrat bukanlah sekadar pekerjaan, tetapi adalah profesi yang menjadi lahan pengabdian. Juga bukan sekadar pekerja kantoran, tetapi adalah mata air keteladanan. Maka, menjadilah ia seorang insan peradaban yang memberi manfaat dan kebaikan. Selamat bekerja dan mengabdi,” tutur Sri Sultan.
Tujuh pimpinan tinggi pratama Pemda DIY yang dilantik Sultan HB X yakni Kuncoro Cahyo Aji menjadi Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Ekonomi dan Pembangunan; Sugeng Purwanto menjadi Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat; Noviar Rahmad dengan jabatan baru sebagai Kepala Pelaksana BPBD DIY; Sukamto menjadi Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik; Imam Pratanadi dengan jabatan baru menjadi Sekretaris DPRD DIY, Adi Bayu Kristanto menjadi Kepala Dispertaru DIY, dan Kusno Wibowo sebagai Kepala DLHK DIY.