Pemda DIY Dukung Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir

Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menegaskan kembali komitmen penuh dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian melalui Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir yang diinisiasi Kementerian Pertanian.

oleh Yanuar H diperbarui 20 Jan 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 08:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto dan Mentan Amran Sulaiman meninjau langsung proses tanam dan panen padi di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke.
Presiden Prabowo Subianto meninjau langsung proses tanam dan panen padi di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Minggu (3/11/2024). Dia ditemani Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Banjir menjadi masalah bagi petani, namun Pemda DIY justru memanfaatkan waktu ini menjadi Gerakan Tanam Padi Akibat Genanagan Banjir diKalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul. Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY mengatakan gerakan ini adalah momentum berlangsungnya agenda panen, sekaligus penanaman kembali padi sebagai langkah strategis menjaga ketahanan pangan.

“Kami percaya, bahwa petani adalah pilar ketahanan pangan, sekaligus motor penggerak ekonomi daerah dan negara. Semoga segala upaya kita dalam mengembangkan sektor pertanian berjalan lancar, sebagai pilar kedaulatan bangsa, seiring menghadirkan kesejahteraan bagi para petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia,” ungkap Sri Paduka, Rabu (15/1/2025). 

Menteri Pertanian, Andi Arman Sulaiman dalam kesempatan yang sama mengatakan, Presiden RI, Prabowo Subianto sudah berpesan agar selalu membantu petani. Saat ia mendengar 200 ha lebih lahan persawahan di Bantul tergenang banjir, ia langsung meminta segera adanya bantuan.

 

“Saya sudah dipesankan Bapak Presiden agar jangan biarkan petani berjalan sendirian. Karena itu, saya hari ini mendampingi Ketua Komisi IV DPR RI untuk menyerahkan bantuan 5 ton benih, empat unit cultivator traktor, dua unit alat tanam, dan 10 unit pompa air,” ungkapnya.

Lebih lanjut Arman mengatakan bahwa saat ini harga gabah sudah naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 dan sudah menganggarkan Rp12triliun untuk menangani persoalan irigasi. Nantinya semua persoalan pertanian akan segera ditangani dari hulu sampai hilirnya. “Kami tegaskan, tidak boleh ada lagi sawah yang kebanjiran. Kami mohon kepada stakeholder terkait juga bisa bekerja sama untuk membantu para petani,” imbuhnya.

Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir ini menurut Ketua Komisi IV DPR, Siti Herdiati Soeharto adalah bukti nyata semangat masyarakat untuk kembali bertani. Sebab, banjir yang merendam persawahan milik Gapoktan Sari Kismo ini tidak hanya mengganggu siklus tanam, tetapi juga berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat.

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian RI atas penanganan yang cepat, dan menyampaikan bantuan yang kami harapkan akan terus berjalan tepat waktu dan tepat sasaran. Karena langkah ini juga penting untuk memastikan keberlanjutan swasembada pangan yang menjadi agenda nasional, sekaligus memperkuat daya saing sektor pertanian kita di tingkat global,” paparnya.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menjelaskan bahwa, Bantul menjadi lumbung pangan baik bagi masyarakat Bantul sendiri juga masyarakat di DIY. Luas baku sawah 13.991 hektare Kabupaten Bantul merupakan daerah penghasil padi yang mampu berproduksi sepanjang tahun. “Tahun 2024, luas panen padi 28.189 ha, dengan produktivitas rata-rata padi 6,25 ton/ha gabah kering giling dan angka produksi mencapai 176.114 ton gabah kering giling. Tentunya capaian ini tidak terlepas dari adanya berbagai faktor pendukung dan penghambat budidaya pertanian diantaranya sumber daya alam, sumber daya manusia serta faktor lingkungan,” imbuhnya.

Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir ini Halim mengatakan, untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian, perlu adanya langkah-langkah optimalisasi percepatan tanam dengan pemanfaatan teknologi tepat guna, alat mesin pertanian, suplai air yang lancar, ketersediaan pupuk dan benih unggul, dan pengendalian hama penyakit yang ramah lingkungan. Sehingga butuh peran aktif semua pihak terkait dalam mendukung tercapainya percepatan tanam dan panen di tahun 2025 dan mampu mencapai swasembada pangan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya