Liputan6.com, Purwakarta - Sejumlah produsen tahu di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terpaksa harus mencari cara untuk menyiasati supaya tak merugi imbas dari masih mahalnya harga kacang kedelai saat ini. Di antarannya, dengan memperkecil ukuran tahu yang akan dijual.
Nana Suryana, salah seorang produsen tahu di, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta kota menuturkan, mahalnya harga kedelai yang sudah berlangsung sejak sebulan terakhir ini cukup berpengaruh terhadap produksi tahu. Ia pun terpaksa mencari cara agar tetap bisa berproduksi.
"Sejak sebulan terakhir ini, terjadi kenaikan harga kacang kedelai. Supaya tak merugi sekaligus menghemat biaya produksi, terpaksa kami memperkecil ukurannya," ujar Nana kepada wartawan, Kamis (23/11/2023).
Advertisement
Baca Juga
Nana mengaku, tak begitu tahu persis apa yang menjadi penyebab naiknya harga kacang kedelai tersebut. Saat ini harga kacang kedelai di tingkat distributor sudah mencapai Rp 12.700 per kilogramnya dari sebelumnya Rp 11.900 per kilogramnya.
"Dalam sebulan ini terjadi kenaikan secara bertahap," jelas dia.
Nana menuturkan, meski berdampak terhadap operasional pembuatan tahu sampai saat ini pihaknya tidak berencana untuk menaikan harga tahu. Dengan kata lain, sampai saat ini harga jualnya masih normal dan produksi pun masih berjalan seperti biasa.
"Kalau harganya yang dinaikan, nanti konsumen kami protes. Jadi, ya sudah ukurannya diperkecil saja sedikit," kata dia.
Dirinya berharap, pemerintah bisa segera turun tangan menyikapi mahalnya harga kacang kedelai ini. Jangan sampai, harga bahan pangan ini tidak terus mengalami kenaikan yang bisa merugikan produsen makanan rakyat seperti dirinya.
Dibagian lain, Sumarni (35), seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Purwakarta kota, mengaku heran karena sejak beberapa hari ini ukuran tahu yang kerap dibeli dari langganannya memang terlihat lebih kecil. Namun begitu, harganya tetap sama.
"Kalau harganya sih masih sama, sekitar Rp 4.000 per 5 potongnya. Tapi, kalau dilihat-lihat ukurannya lebih kecil dari biasanya," ujar dia.
Dia menambahkan, sebenarnya tidak terlalu jadi soal jika ukuran tahu saat ini lebih kecil. Yang terpenting, menurut dia, makanan rakyat ini bisa tetap dijual setiap harinya.