Gunung Lewotobi Laki-Laki Berstatus Awas, Ribuan Anak Belajar di Tenda Pengungsian

Sebanyak 3.428 anak pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, NTT belajar di tenda pengungsian.

oleh Ola Keda diperbarui 12 Jan 2024, 08:13 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 08:13 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi
Anak-anak usia sekolah saat mendapat trauma healing dari relawan di posko pengungsian (Liputan6.com/ Ola Keda)

 

Liputan6.com, Flores Timur - Sebanyak 3.428 anak pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, NTT belajar di tenda pengungsian. Mereka berasal dari 11 Taman Kanak-Kanak berjumlah 720 orang, 8 SD sebanyak 1.463 orang dan dua SMP sebanyak 1.245 orang.

Jumlah itu belum termasuk anak-anak yang mengungsi bersama orang tua mereka ke rumah keluarga yang berada di perbatasan Kabupaten Flores Timur dan Sikka, serta 4 SMA yang belum terdata.

Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga Flores Timur Felix Suban Hoda mengatakan anak-anak pengungsi belajar di dua posko pengungsian, yakni Posko Boru di Kecamatan Wulanggitang dan Posko Ponga di Kecamatan Ile Bura.

"Kami dibantu enam tenda untuk pembelajaran darurat sehingga masing-masing posko diberikan tiga tenda," ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (11/1/2024).

Ia mengatakan total pengungsi sampai kamis pagi sebanyak 5.464 pengungsi. Mereka ditampung di berbagai lokasi yakni 8 tenda pengungsi sebanyak 2.610 orang, rumah warga di 24 desa sebanyak 2.759 orang, dan dua fasilitas umum sebanyak 94 orang.

Lokasi pengungsian tersebar di Desa Boru, Boru Kedang, Hewa, Waiula, dan Nileknoheng di Kecamatan Wulanggitang, serta Desa Konga di Kecamatan Titehena.

 

Menungsi ke Kabupaten Sikka

Sebanyak 178 warga korban erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur terpaksa mengungsi ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penjabat (Pj) Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera mengatakan, ratusan warga ini mengungsi ke rumah keluarga mereka yang berada di Kecamatan Talibura.

"Ada 41 jiwa di Desa Hikong, 25 jiwa di Desa Kringa, dan 106 jiwa di Desa Timu Tawa," katanya, Kamis (4/1/2024).

Adrianus mengaku, telah mengunjungi salah satu titik lokasi pengungsian pada Rabu (3/1/2023). Ia mendapati pengungsi tidur hanya beralaskan karung.

Oleh sebab itu, Pemkab Sikka berinisiatif untuk mendistribusikan bantuan berupa kasur, air bersih, masker, obat-obatan dan bantuan lainnya.

"Kalau mereka belum bersedia pulang (ke Flores Timur), maka kami harus bantu," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya