Longsor di Banjarnegara, 161 Jiwa Mengungsi

Bencana longsor dan tanah bergerak melanda sejumlah wilayah di Banjarnegara, Jawa Tengah sepekan terakhir. Sebanyak 161 jiwa mengungsi sejak awal Januari 2024

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 15 Jan 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 02:00 WIB
Empat orang meninggal akibat longsor di Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banjarnegara)
Ilustrasi - Empat orang meninggal akibat longsor di Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banjarnegara)

Liputan6.com, Banjarnegara - Bencana longsor dan tanah bergerak melanda sejumlah wilayah di Banjarnegara, Jawa Tengah sepekan terakhir. Sebanyak 161 jiwa mengungsi sejak awal Januari 2024.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Kamis, mengatakan, berdasarkan data bencana tanah longsor terjadi di lima kecamatan, yakni Banjarmangu, Punggelan, Pandanarum, Wanayasa, dan Pagentan.

"Kalau titik longsornya cukup banyak, karena dalam satu kecamatan bisa mencapai lebih dari 10 titik. Pengungsi dari lima kecamatan itu sudah mencapai 45 keluarga atau kurang lebih 161 jiwa," katanya, dikutip Antara.

Terkait dengan kejadian tersebut, dia mengatakan pihaknya berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak, sehingga saat ini BPBD Kabupaten Banjarnegara melakukan penanganan pengungsian dan menempatkan pengungsi di tempat yang aman.

Selain itu, BPBD Kabupaten Banjarnegara juga membuka pos lapangan, memberikan bantuan, dan mengerahkan sumber daya sukarelawan untuk melakukan langkah-langkah penanganan serta upaya mitigasi.

"Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan segera melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan yang terus-menerus karena saat sekarang terjadi cuaca ekstrem," katanya.

Menurut dia, tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan juga telah memberikan dukungan operasional mengingat kejadian bencana di Banjarnegara cukup masif.

Bahkan, kata dia, Penjabat Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto telah menetapkan status siaga darurat hingga 10 Maret 2024.

"Cuma Pak Bupati minta rapat dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Banjarnegara untuk status tanggap daruratnya, karena berdampak luas, ada jalan, ada rumah, ada rumah ibadah. Nah, kami sedang menginventarisasi untuk melengkapi kebutuhan sebagai dasar meningkatkan status darurat," kata Andri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Hantu Gerakan Tanah di Sipedang

Longsor di Desa Sawangan, Banjarnegara, menyebabkan satu orang meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka. (Foto: SRU RAPI Banjarnegara/Liputan6.com)
Longsor di Desa Sawangan, Banjarnegara, menyebabkan satu orang meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka. (Foto: SRU RAPI Banjarnegara/Liputan6.com)

Sebanyak 18 kepala keluarga (KK) di Desa Sipedang, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah masih mengungsi akibat longsor.

Staf Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Langgeng Widodo mengatakan sebelumnya jumlah pengungsi mencapai 25 kepala keluarga.

Akan tetapi, per Rabu (10/1/2024) ada pengurangan karena sebagian pengungsi memilih pulang ke rumah. Namun begitu, jika turun hujan deras, mereka akan kembali ke pengungsian.

Sementara ini, kata dia, warga terdampak longsor Sipedang mengungsi ke rumah tetangga atau saudara di lokasi yang lebih aman. Per tiga hari, BPBD mendistribusikan bantuan bahan makanan mentah dan rencananya akan ditingkatkan sepekan sekali.

"Kita pakai sistem jeda waktu per tiga hari sekali. Nanti akan kita tingkatkan menjadi satu minggu sekali. Artinya, agar mereka juga memiliki aktivitas, ibu-ibunya itu, untuk mendukung mentalnya, agar tidak selalu diam, karena sekarang dalam kondisi bingung, drop,” kata Langgeng.

Di Desa Sipedang terdapat delapan rumah yang rusak total akibat longsor. Sementara, rumah lainnya rusak-sedang atau terancam oleh pergerakan tanah yang makin meluas imbas curah hujan yang tinggi.

Tipe pergerakan tanah di Sipedang adalah longsor rayapan. Pergerakannya pelan namun semakin lama kian parah hingga merusak bangunan. Longsor di Sipedang berlangsung sejak 31 Desember 2023 dan terus meluas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya