HIK di Solo, Apakah Sama dengan Angkringan?

Keduanya juga menjadi salah satu ikon kota yang masih eksis hingga sekarang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 21 Jan 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 00:00 WIB
Menu angkringan Sorjem Bengawan Solo di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Menu angkringan Sorjem Bengawan Solo di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Solo - Bagi masyarakat Solo, tentu istilah HIK sudah tidak asing lagi. Beberapa orang menyebut HIK sebagai angkringannya wong Solo.

Lalu, apa beda HIK dan angkringan? Mengutip dari surakarta.go.id, hidangan istimewa kampung atau HIK dan angkringan memang memiliki konsep mirip. Keduanya menjual makanan atau minuman ala kaki lima.

Namun, ternyata keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar. Penyebutan HIK hanya ada di Kota Solo, sedangkan angkringan adalah julukan bagi masyarakat Yogyakarta.

Kedua daerah tersebut memiliki tradisi dan budaya yang masih tetap hidup hingga sekarang. Dahulu, Solo dan Yogyakarta tergabung dalam satu kerajaan yang sama, yaitu Kerajaan Mataram. Setelah kerajaan pecah, kemudian terbagi menjadi Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Kasultanan Yogyakarta, dan Pura Pakualaman.

Mulanya, HIK dijajakan oleh pedagang keliling kampung sambil memikul dagangannya. Sambil berkeliling, pedagang berteriak, “hiiik..iyeeek” atau “ting..ting..hik.”

Dari sanalah muncul kata HIK yang melekat di tengah masyarakat. Masyarakat Solo juga menyebut HIK sebagai wedhangan.

Beberapa menu yang dijajakan di HIK adalah wedhang jahe, susu segar Boyolali, dan beberapa minuman lain. Sementara untuk menu makanan, umumnya HIK menjual nasi kucing bungkusan.

Nasi kucing merupakan nasi putih yang dipadukan dengan aneka lauk atau sayur, seperti bandeng dan sambal uleg. Nasi kucing dibungkus dalam porsi kecil. 

Sementara itu, istilah angkringan melekat erat di masyarakat Yogyakarta. Istilah angkringan lahir dari posisi atau gestur pembeli saat menyantap sajian yang dijual.

Mereka biasanya makan sambil duduk methangkring atau mengangkat salah satu kakinya di bangku. Dari sinilah istilah angkringan disematkan.

Terkait menu, angkringan memiliki menu minuman yang khas, yaitu kopi joss. Kopi ini merupakan kopi tubruk yang ditambahkan bara arang panas di dalam cangkir.

Cara ini akan membuat aroma kopi semakin kuat. Selain itu, kopi akan lebih awet panas.

Untuk menu makanan, baik HIK maupun angkringan sama-sama menyajikan nasi kucing. Namun, nasi kucing di angkringan biasanya berupa nasi putih dan teri atau nasi teri.


Meskipun HIK dan angkringan memiliki makanan dan minuman khas masing-masing, tetapi keduanya sama-sama menjajakan berbagai jenis gorengan dan sate. Keduanya juga menjadi salah satu ikon kota yang masih eksis hingga sekarang.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya