Tanaman Jagung dan Padi di Flores Timur Mendadak Mengering Terdampak Abu Vulkanik Gunung Lewotobi

Semburan abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-laki menyebabkan tanaman pertanian di wilayah Kelurahan Ritaebang, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT mendadak mengering

oleh Ola Keda diperbarui 20 Jan 2024, 01:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2024, 01:30 WIB
Tanaman jagung milik petani di wilayah Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT yang nampak menguning akibat terkena abu vulkanik (Liputan6.com/Ola Keda)
Tanaman jagung milik petani di wilayah Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT yang nampak menguning akibat terkena abu vulkanik (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Flores Timur - Semburan abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-laki menyebabkan tanaman pertanian di wilayah Kelurahan Ritaebang, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT mendadak mengering.

Selain jagung dan padi, tanaman hortikultura lainnya juga turut mengering.

"Kami kaget semakin hari daun jagung dan padi semakin kering dan tidak subur," ujar salah satu petani Yosep Ola Hayon kepada Liputan6.com, Jumat, 19 Januari 2024.

Ia mengaku sebelum adanya erupsi Gunung Lewotobi, tanaman pertaniannya tumbuh subur. Karena itu, ia cemas jika mengalami gagal panen.

“Kami sudah tidak memiliki stok benih. Semoga petugas Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur bisa turun langsung melihat kondisi tanaman kami," harapnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Didata Pemerintah

Tanaman jagung milik petani di wilayah Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT yang nampak menguning akibat terkena abu vulkanik (Liputan6.com/Ola Keda)
Tanaman jagung milik petani di wilayah Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT yang nampak menguning akibat terkena abu vulkanik (Liputan6.com/Ola Keda)

Pemerintah Kelurahan Ritaebang, Kecamatan Solor Barat mulai melakukan pendataan kerusakan tanaman pertanian warga yang diakibatkan oleh abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-laki.

Lurah Ritaebang, Hieronimus Beda Niron, mengaku pihaknya telah mengumumkan kepada wargan untuk melaporkan kerusakan setiap jenis tanaman pertanian ke kelurahan.

"Saat ini sudah 120 warga telah melaporkan kerusakan tanaman pertanian mereka. Total kerusakan mencapai 110 Ha,” beber Lurah Hieronimus Beda Niron.

Ia mengatakan kerusakan tanaman yang dilaporkan didominasi padi, jagung, ubi kayu, jambu mete serta aneka jenis tanaman hortikultura, termasuk tanaman lombok.

Setelah pendataan, kata dia, pemerintah Kelurahan Ritaebang langsung mengirimkan hasil pendataan tersebut ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Flores Timur untuk melakukan pengamatan.

"Nanti dinas teknis yang memastikan, apakah tanaman itu masih berpeluang bertumbuh dan berkembang serta menghasilkan, atau sebaliknya yakni gagal tumbuh kembang," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya