Prabowo di Debat Capres: Indonesia Kekurangan 140 Ribu Dokter

Pada sesi tanya jawab antar calon presiden, Prabowo Subianto melempar pertanyaan kepada Anies Baswedan terkait permasalahan tenaga kesehatan yang minim di Indonesia.

oleh Novia Harlina diperbarui 04 Feb 2024, 22:49 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2024, 22:49 WIB
Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto saat membacakan visi misi di debat Pilpres 2024 terakhir yang digelar Minggu (4/2/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto saat membacakan visi misi di debat Pilpres 2024 terakhir yang digelar Minggu (4/2/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat. (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga calon presiden dalam Pilpres 2024 menjalani debat kelima atau yang terakhir pada Minggu malam (4/2/2024). Pada sesi tanya jawab antar calon presiden, Prabowo Subianto melempar pertanyaan kepada Anies Baswedan terkait permasalahan tenaga kesehatan yang minim di Indonesia.

Debat capres ini dihelat KPU di Jakarta Convention Center dengan tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto melempar pertanyaan apakah Anies Baswedan setuju mengenai gagasannya mengirim anak-anak Indonesia ke luar negeri untuk belajar kedokteran, sains, teknologi dan matematika.

"Ini sebagai langkah darurat untuk mengatasi kesulitan kurangnya tenaga kesehatan dalam waktu sesingkatnya," kata Prabowo.

Anies Baswedan menjawab, secara prinsip untuk meningkatkan kompetensi, pihaknya setuju, namun isunya adalah negara punya kewenangan, sehingga harus dibicarakan dengan stake holder yakni asosiasi profesi, kementerian kesehatan, dinas terkait di daerah, aktivis pengamat dan pakar.

"Kumpulkan datanya, lihat apa yang menjadi kebutuhan, karena seringkali apa yang kita anggap sebagai kebutuhan, tidak begitu di lapangan," ujar Anies.

Namun secara prinsip, lanjutnya bila memang diharuskan ke luar negeri tidak masalah, kalau dibalik profesor yang dibawa ke sini juga tidak masalah.

"Kami melihat pengembangan kompetensi itu baik, menyesuaikan dengan data untuk menjawab kebutuhan," sebutnya.

Kemudian Prabowo menanggapi, ia menyebut datanya cukup jelas, bahwa Indonesia kekurangan 140 ribu dokter. Contohnya di Atambua ada satu rumah sakit yang seharusnya ada 16 dokter, namun hanya ada 1 orang dokter.

"Dia harus melayani 3 kabupaten, bagaimanapun pemerintah harus ambil tindakan darurat, untuk itu kita harus ambil langkah berani mengirim mahasiswa," jelasnya.

Prabowo Subianto juga setuju dengan usulan untuk mengundang profesor mengajar di Indoenesia. Ia juga mengusulkan memperbanyak fakultas kedokteran saat ini dari 92 fakultas kedokteran menjadi 300 fakultas kedokteran.

"Usul Pak Anies baik juga," ujar Prabowo.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya