Liputan6.com, Bali - Brem Bali merupakan minuman beralkohol khas Pulau Dewata yang telah dikenal sebagai minuman tradisi. Minuman ini juga kerap dijadikan sebagai oleh-oleh Bali.
Beberapa sumber menyebut, masyarakat Bali telah mengenal cara pembuatan brem Bali sejak zaman dulu. Brem atau arak Bali memiliki kandungan alkohol cukup tinggi, yakni sekitar 40 persen.
Minuman ini bukan sebatas penghangat tubuh di malam hari atau cuaca dingin, melainkan berkaitan dengan budaya khas Bali. Buktinya, minuman ini kerap menjadi sajian wajib dalam berbagai upacara keagamaan masyarakat setempat.
Advertisement
Baca Juga
Keberadaan brem Bali dalam setiap upacara keagamaan memiliki peran begitu krusial. Jenis minuman ini hadir dalam sesajen yang digunakan dalam upacara keagamaan.
Biasanya, penyajiannya adalah dengan menuangkan atau memercikkannya pada sesajen. Tujuannya adalah sebagai bentuk persembahan untuk Bhutakala. Selain itu, arak juga dipercikkan pada berbagai benda lain yang dipakai untuk upacara keagamaan, termasuk pada peralatan gamelan.
Adapun cara pembuatan brem Bali tak jauh berbeda dengan sake (Jepang) dan tapuy (Filipina). Minuman ini dibuat melalui proses fermentasi ketan hitam atau ketan putih. Untuk membantu proses fermentasi, masyarakat Bali biasanya menggunakan ragi tape.
Cara pembuatannya pun hampir mirip dengan pembuatan tape ketan. Hanya saja, ada proses lanjutan berupa pengumpulan air tape hingga empat hari.
Selanjutnya, ampas tape dapat dipakai sebagai bahan untuk pembuatan makanan ringan. Ampas tersebut didapatkan setelah tape diperas terlebih dahulu.
Kedua cairan yang berasal dari perasan tape ketan dan air tape dikenal dengan nama brem muda. Agar brem muda berubah menjadi brem Bali yang sempurna, minuman tersebut harus didiamkan pada suhu ruang antara 1-6 bulan.
Setelah bebas dari partikel koloid, minuman ini siap dipasarkan. Pada situasi ini, brem Bali memiliki kandungan alkohol antara 9-25 persen.
Hingga saat ini, brem Bali masih menjadi minuman tradisional yang banyak dikonsumsi masyarakat lokal maupun wisatawan. Minuman ini juga mudah ditemukan di berbagai sudut Bali.
Penulis: Resla