Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengingatkan masyarakat agar tidak masuk atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Khusus di wilayah sektoral selatan dan tenggara, masyarakat diminta menjauhi radius jarak rekomendasi yakni 3 kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Advertisement
Baca Juga
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan menegaskan, pertanggal 25 Februari 2024 ini, status Gunung Ili Lewotolok berada di Level II (Waspada). Berdasarkan hasil pemantauan, aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok masih cukup tinggi.
"Sehingga harus dilakukan perubahan jarak rekomendasi dalam tingkat aktivitas masih di Level II," disampaikan Hendra Gunawan dalam laporan tertulis, diterima di Bandung pada Minggu, 15 Februari 2024.
Dalam imbauannya tersebut, pihak PVMBG secara khusus meminta warga di Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah gunung.
Sementara, warga yang berada di Desa Jontona dan Desa Todonara agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah gunung.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman lahar yang dapat terjadi khususnya saat hujan.
"Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya hanya disebabkan oleh abu vulkanik, maka masyarakat yang berada di sekitar gunung dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," jelas Hendra.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Aliran Lahar Panas Gunung Ile Lewotolok
Mengutip pemberitaan Liputan6.com sebelumnya, aliran lahar panas dari puncak Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mengarah ke pemukiman warga Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape.
Camat Ile Ape, Laurens Manuk menyebutkan, aliran lahar panas sudah menjangkau radius 400 meter ke arah selatan.
"Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok belakangan memang meningkat, aliran lahar panas mengarah ke selatan atau ke arah Desa Jontona," ujar Laurens kepada Liputan6.com, Rabu (21/2/2024).
Ia menjelaskan, aliran lahar panas yang mengarah ke Desa Jontona merupakan jalur baru. Selama ini lahar panas mengarah ke Desa Lamatokan.
Dia mengimbau warga sekitar tetap mengikuti rekomendasi yang disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga dilaporkan mengalami erupsi pada Jumat siang (23/2/2024), pukul 13.30 Wita. Laporan Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom abu erupsi Gunung Ili Lewotolok teramati mencapai 500 meter di atas puncak, atau sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut.
 Kolom abu Gunung Ili Lewotolok teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 8.6 mm dan durasi 174 detik.
Advertisement
Semburan Abu Vulkanik Lebih dari 1 KM
Diketahui, Gunung Ili Lewotolok yang berada di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1 kilometer dari pusat kawah, Minggu (25/2/2024).
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian mengatakan erupsi itu pada Minggu pukul 05.35 WITA dengan kolom abu kelabu tebal mengarah ke barat.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35,5 milimeter dan durasi 85 detik," kata Stanislaus, Minggu, 25 Februari 2024.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas vulkanik.
Sedangkan, bagi masyarakat yang berada di Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran maupun longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Gunung Ili Lewotolok.
Berdasarkan data pengamatan kegempaan PVMBG, periode 00.00 sampai 24.00 WITA, 24 Februari 2024, Gunung Ili Lewotolok tercatat mengalami 15 kali gempa letusan, 9 kali gempa guguran, 362 kali gempa hembusan, 18 kali gempa fase banyak, 1 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa vulkanik dalam.
Gunung Ili Lewotolok adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunung api itu memiliki ketinggian 1.423 meter atau 4.669 kaki di atas permukaan laut. Puncak gunung memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut Metong Lamataro oleh penduduk setempat.