Liputan6.com, Lampung - Banjir bandang menerjang Kabupaten Lampung Selatan, akhir pekan kemarin. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebut, banjir bandang disebabkan adanya penyumbatan drainase.
Baca Juga
"Di daerah terdampak banjir seperti di Desa Hajimena, Kecamatan Natar terdapat penyumbatan drainase yang memicu air meluap saat turun hujan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lampung Selatan, Ariswandi.
Advertisement
Setelah banjir mulai surut, katanya, tim BPBD langsung melakukan pembersihan di aliran sungai yang tersumbat sampah dan ranting pohon.
Aris mengatakan, bencana banjir yang menerjang pemukiman warga di Kecamatan Natar itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Sabtu (24/2/2024).
Menurut dia, debit air yang cukup besar menyebabkan material berupa sisa potongan bambu dan ranting terbawa arus air, sehingga terjadi penyumbatan pada saluran drainase yang memicu air meluap lalu menerjang jalan dan pemukiman warga.
"Ketinggian banjir tadi malam variatif mulai dari setinggi lutut orang dewasa sampai ada yang mencapai atap rumah warga," katanya.
Ia menyampaikan daerah yang terdampak bencana banjir itu sudah mendapatkan penanganan dari BPBD Lampung Selatan dan instansi terkait, termasuk dari kepolisian, TNI dan sukarelawan.
Ia juga mengatakan peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa. Meski begitu masyarakat diimbau selalu waspada mengingat curah hujan di daerah tersebut masih cukup tinggi.
Sementara itu, sebanyak 150 personel gabungan Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta relawan diterjunkan membantu warga mengatasi dampak banjir di Kota Bandarlampung, yang terjadi sejak Sabtu sore (24/3/2024).
"Mereka juga bertugas untuk meminimalkan korban serta kerugian akibat banjir," kata Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika, Minggu (25/2/2024).
Helmy menyebutkan, para personel itu juga melaksanakan monitoring dan deteksi adanya kerugian materil dan adanya korban serta menolong dan mengevakuasi warga yang terdampak bencana banjir tersebut.
Selain itu, mendirikan tenda tenda darurat untuk membantu warga dan menyertakan tenaga kesehatan.
Ia juga memerintahkan sejumlah jajaran pejabat utama hingga polres ke wilayah banjir agar segera melakukan kegiatan yang mengarah pada bantuan sosial.
"Kami siapkan posko-posko dan lain lain yang di butuhkan. Ini darurat semua personel siaga," katanya.
Restrukturisasi Sistem Drainase
Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung Irfan Tri Musri mengatakan, perlu dilakukan restrukturisasi sistem drainase untuk mencegah adanya penambahan dan perluasan titik banjir yang terjadi di Kota Bandarlampung.
"Selain normalisasi sungai, untuk mengantisipasi perluasan dan penambahan titik banjir harus ada restrukturisasi sistem drainase. Sebab drainase yang ada saat ini peninggalan tahun 1980-1990-an sudah terlalu tua," ujar Irfan Tri Musri di Bandarlampung, Minggu (25/2/2024).
Ia mengatakan dengan drainase yang sudah berusia cukup tua di Kota Bandarlampung, tidak sebanding dengan peningkatan kepadatan penduduk saat ini.
"Kualitas, daya dukung, daya tampung air di drainase saat ini berbeda dengan awal dibuat karena makin padat penduduk. Sehingga dipastikan intensitas air makin meningkat sedangkan drainase tidak mampu menampungnya jadi perlu ada restrukturisasi," katanya.
Dia menjelaskan selain melakukan restrukturisasi drainase, pemerintah kota pun harus mengatur pengelolaan sampah dengan baik, guna mencegah penyumbatan di drainase.
"Sistem pengelolaan sampah harus diperbaiki untuk meminimalisir sampah bermuara di sungai dan menyumbat drainase. Ini dilakukan untuk mencegah adanya kejadian banjir yang berulang," katanya.
Menurut Irfan, banjir yang terjadi di 11 titik di Kota Bandarlampung pada Sabtu malam (24/2/2024) menjadi banjir dengan intensitas cukup besar di banding dengan banjir yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
"Sebelas lokasi yang semalam terdampak banjir ini merupakan daerah-daerah yang sering banjir, tetapi yang terjadi semalam ini jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan wilayahnya mulai meluas ke daerah yang tidak pernah banjir ini harus jadi perhatian pemerintah untuk melakukan langkah mitigasi agar tidak makin meluas," tambahnya.
Ia merincikan sebelas lokasi terdampak banjir di Kota Bandarlampung tersebut meliputi Perumahan Ragom Gawi Kecamatan Kemiling, daerah Rajabasa Nyunyai Kecamatan Rajabasa, Jalan Lintas Sumatera Hajimena, area belakang Politeknik Negeri Lampung (Polinela) Kecamatan Rajabasa.
Wilayah di sekitar Universitas Teknokrat Kecamatan Labuhan Ratu, Gang Cuek daerah Way Halim Permai Kecamatan Way Halim, area sekitar Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Gang Persada Kalibalau, Perumahan Karunia Indah Kecamatan Sukabumi, Jalan Hayam Wuruk Kecamatan Kedamaian tepatnya di sekitar cucian Andre hingga jalan menuju Campang Raya, dan Jalan Yos Sudarso Teluk Betung.
"Lokasi-lokasi terdampak banjir ini memang secara geografis berada tidak jauh dari sungai, jadi harus ada keseriusan untuk menangani banjir baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang berdasarkan fakta di lapangan dan aspirasi masyarakat terdampak," katanya.
Advertisement