Liputan6.com, Bandung - Bulan Sya'ban memiliki keistimewaan tersendiri bagi muslim, karena menjadi momen persiapan menjelang bulan suci Ramadhan.
Penghujung bulan Syakban merupakan bulan kedelapan dalam penanggalan hijriah, yang terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan.
Baca Juga
Dicuplik dari laman NU online, pegiat kajian Islam Zainuddin Lubis menerangkan Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dalam kitab Madza fi Sya'ban, halaman 108 menjelaskan bahwa dianjurkan untuk berdoa di akhir Sya'ban.
Advertisement
Doa ini mengandung permohonan ampunan, keselamatan, dan keberkahan dari Allah SWT. Pada sisi lain, doa tersebut juga memohon agar kita diberikan kekuatan untuk menjalani ibadah dengan baik di bulan Ramadan yang akan datang. Berikut doanya:
Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya‘ban wa ballighnâ syahra Ramaḍân. Allâhumma innaka ‘afuwwun karîmun tuḫibbul ‘afwa fa'fu ‘annî. Allâhumma innî as'aluka al-‘afwa wal-‘âfiyah wal-mu‘âfatad dâ'imata fid-dîni wad dunyâ wal âkhirah. Allâhumma innâ ‘inda bâbika wa fî ḫurmatil wuqûfi fî yadâyka, yâ qâḍiyal ḫâjâti, wa yâ man lâ taruddu kulla man taḍarru'a ilayka. Fa innaka 'alâ kulli sya'in qadîrun, wa bil-ijâbati jadîrun, sallimnâ Allâhumma ilâ Ramaḍâna, wa kadzalika sallim Ramaḍâna lanâ, wa tusallimuhu minnâ mutaqabbilan. Wa kadzalika khazâ'inu raḫmatika wasi‘atil-aradhayni wa as-samâwât as-sab'a wa man fîhinna, ikhtim lanâ fî syahri Sya'ban bi ghufarâni adh-zhunûbi, wa faraḫati al-qulûbi.
Allahumma ya rabbanâ wa ya mawlanâ wa ya samî‘d-du‘a, ihdinâ fî man hadayta, wa ‘âfinâ fî man ‘âfayta, wa tawallanâ fî man tawallayta. Wa bârik lanâ fîmâ a‘thayta, washrif ‘annâ syarra mâ qaḍayta. Allahumma fârijalal-hammi, kâshifal-ghammi, raḫmânad-dunyâ wal-âkhirah wa raḫîmihimâ, ighfir lanâ dzunûbunâ ajm‘'în. Washalli Allahumma ‘alâ sayyidinâ Muḫammadin wa ‘alâ âlihî wa ṣhaḫbihî wa sallim, wal-ḫamdulillahi rabbil 'âlamîn.
Artinya; "Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan. Ya Allah, sesungguhnya kami berada di depan pintu-Mu dan dalam kesucian wuquf di tangan-Mu, wahai Pemberi hajat, wahai Dzat yang tidak menolak setiap orang yang memohon kepada-Mu. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Maha Pantas mengabulkan doa. Pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan, dan pertemukan pula bulan Ramadhan dengan kami dalam keadaan diterima. Dan demikian pula khazanah rahmat-Mu yang luas meliputi bumi dan tujuh langit dan isinya. Tutuplah bagi kami di bulan Sya'ban dengan ampunan dosa dan kebahagiaan hati.
Ya Allah, wahai Rabb kami, wahai Maula kami, wahai Dzat yang Maha Mendengar doa, berilah kami petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, maafkanlah kami di antara orang-orang yang Engkau beri maaf, dan peliharalah kami di antara orang-orang yang Engkau pelihara. Dan berkahilah kami pada apa yang Engkau berikan, dan jauhkanlah kami dari keburukan yang Engkau tetapkan. Ya Allah, hilangkanlah kesedihan, wahai Penghilang kesusahan, Maha Pengasih dunia dan akhirat dan Maha Penyayang keduanya, ampunilah semua dosa kami. Dan limpahkanlah rahmat Allah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga dan sahabatnya, dan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Seperti juga wahai Maula, pertemukanlah aku, keluargaku, dan orang-orang yang aku cintai dengan mendengar doa orang-orang yang shalat di bulan Ramadhan, dan demikian pula khatamkanlah Al-Qur'an di dalamnya, sungguh Engkau memutuskan dengan kebenaran dan tidak ada yang dapat memutuskan terhadap-Mu. Sungguh, tidak akan hina orang yang Engkau musuhi, dan tidak akan mulia orang yang Engkau jadikan kekasih. Maha Suci Rabb kami dan Maha Tinggi, kami memohon ampunan,”. (Muhammad bin Alawi Al-Maliki, Madza fi Sya'ban, halaman 108).
Hilal Awal Sya'ban 1443 H
Hilal awal Sya'ban berhasil terlihat di empat lokasi Rukyatul Hilal di Indonesia. Hal tersebut disampaikan dalam Surat Pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nomor 005/LF–PBNU/III/2022.
Adapun empat lokasi tersebut adalah :
1. Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur,
2. STIBA Makassar, Sulawesi Selatan,
3. Pantai Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan, dan
4. POB Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Ada tiga perukyat yang berhasil melihat hilal dari Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, yakni H Inwanuddin, M Syamsul Fuad, dan M Sholakhudin bin Kamil Chayyan.
Tim Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik itu melihat hilal pada pukul 17.49-17.55 WIB.
Seperti di Condrodipo, perukyat yang berhasil melihat hilal di STIBA Makassar, Sulawesi Selatan juga berjumlah tiga orang, yakni Sirajuddin Qosim, Raja Muda, dan Muh Musri. Di tempat tersebut, hilal dapat dilihat pada pukul 18.45 WITA.
Sementara di Pelabuhan Ratu, hilal terlihat oleh tim LF PBNU pada pukul 18.18 WIB selama 2 menit, 18.23 WIB selama empat menit, 18.28 WIB selama lima menit, dan dengan teleskop pada pukul 18.39 WIB selama dua menit.
Adapun di Wisata Pantai Galesong, tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat melihat hilal pada pukul 18.40 WITA.
Ada tujuh orang yang dapat melihat hilal awal Sya’ban 1443 H ini, yakni Muh.Zulkifli Hasma, Muh Fikri Hayqal Hiola, Rosmita, Mursalim, dan tiga lainnya mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar, yakni Sarniati Basruddin, Aisyah Sri Rejeki, dan Liani Khairunnisa.
Atas keberhasilan hilal terlihat itu, LF PBNU mengikhbarkan awal Sya'ban 1443 H jatuh pada Jumat Wage, 4 Maret 2022.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Sya'ban 1443 H bertepatan dengan Jumat Wage 4 Maret 2022 M (mulai malam Jumat) atas dasar rukyah," bunyi poin II pengumuman yang ditandatangani Plt Ketua dan Plt Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan Muh Ma’rufin Sudibyo, Kamis (3/3/2022).
Sebagai informasi, metode perhitungan Ilmu Falak menunjukkan keadaan hilal sudah berada jauh di atas ufuk, tepatnya +8 derajat 12 menit 00 detik dan lama hilal 36 menit 9 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Kamis Pon 2 Maret 2022 pukul 12:46:14 WIB.
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 6 derajat 55 detik 22 menit selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada 6 derajat 23 menit 22 detik selatan titik barat.
Adapun kedudukan hilal berada pada 0 derajat 32 menit 00 detik utara matahari dalam keadaan miring ke utara dengan elongasi 10 derajat 23 menit 00 detik.
Advertisement
Awal Sya'ban 1443 H
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengikhbarkan awal Sya'ban 1443 H jatuh pada Jumat, 4 Maret 2022.
Keputusan ini didasarkan pada laporan tim rukyat yang berhasil melihat hilal pada Kamis Pon 29 Rajab 1443 H / 3 Maret 2022 M.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Sya'ban 1443 H bertepatan dengan Jumat Wage 4 Maret 2022 M (mulai malam Jumat) atas dasar rukyah," kata KH Sirril Wafa, Plt Ketua LF PBNU, melalui Surat Pengumuman Nomor: 005/LF–PBNU/III/2022 yang ditandatangani pada Kamis (3/3/2022).
Ada empat lokasi yang berhasil melihat hilal, yakni Condrodipo Gresik-Jawa Timur, STIBA Makassar Sulawesi Selatan, Pantai Galesong Takalar-Sulawesi Selatan, dan POB Pelabuhan Ratu Sukabumi-Jawa Barat.
Sebagai informasi, metode perhitungan Ilmu Falak menunjukkan keadaan hilal sudah berada jauh di atas ufuk, tepatnya +8 derajat 12 menit 00 detik dan lama hilal 36 menit 9 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Kamis Pon 2 Maret 2022 pukul 12:46:14 WIB.
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 6 derajat 55 detik 22 menit selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada 6 derajat 23 menit 22 detik selatan titik barat.
Adapun kedudukan hilal berada pada 0 derajat 32 menit 00 detik utara matahari dalam keadaan miring ke urara dengan elongasi 10 derajat 23 menit 00 detik.
Berdasarkan hisab yang sama maka diketahui parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura, Papua, yakni sebesar 7 derajat 16 menit dengan lama hilal di atas ufuk 32 menit 11 detik.
Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh dengan tinggi hilal 8 derajat 26 menit dan lama hilal di atas 38 menit 10 detik.
Karena di seluruh Indonesia tinggi hilal adalah positif, maka pada saat matahari terbenam hilal masih di atas ufuk. Artinya, tinggi hilal di seluruh Indonesia secara keseluruhan sudah memenuhi kriteria imkanurrukyah (hilal mungkin teramati).
Sebelumnya, PBNU melalui LF PBNU telah menginstruksikan para ahli falak dan perukyat NU di seluruh tingkatan pengurus NU, pesantren, dan perguruan tinggi NU untuk melakukan observasi rukyatul hilal.
"Lembaga Falakiyah PBNU menginstruksikan kepada para perukyah Nahdlatul Ulama se–Indonesia untuk melaksanakan rukyah awal bulan Sya'ban 1443 H pada hari Kamis Pon, 29 Rajab 1443 H / 3 Maret 2022," begitu bunyi surat Instruksi nomor 004/LF–PBNU/III/2022 yang ditandatangani Plt Ketua dan Plt Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan Muh Ma'rufin Sudibyo pada Rabu (2/3/2022).