Liputan6.com, Jakarta Jelang bulan suci Ramadhan program Makan Bergizi Gratis dipastikan akan terus berjalan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
Dadan menyampaikan, mekanisme pemberian MBG di bulan Ramadhan akan sedikit berbeda dari hari-hari biasanya.
Baca Juga
“Untuk yang sekolah akan dibawa pulang untuk dikonsumsi saat buka, untuk yang puasa. Untuk pesantren makanan segar saat buka,” kata Dadan dalam keterangannya, Kamis (30/1/2025).
Advertisement
Dia menambahkan, pemberian daging dalam program MBG akan diberikan tiga kali dalam satu bulan.
“Daging akan diberikan tiga kali sebulan,” tambahnya.
Seperti diketahui, program makan bergizi gratis tidak hanya menyasar anak-anak sekolah. Ibu hamil dan balita juga termasuk dalam sasaran penerima manfaat program MBG.
Hal ini sudah dipastikan dan diresmikan lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/BKKBN, Wihaji, dengan Dadan Hindayana selaku Kepala BGN.
Kolaborasi ini dibangun dalam rangka percepatan penurunan stunting dan pemenuhan gizi nasional sebagai bentuk realisasi intervensi berbasis pentahelix.
Kedua instansi sepakat untuk melakukan kolaborasi intervensi terhadap Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang memiliki ibu hamil (bumil), ibu menyusui dan balita. Dengan konsentrasi pada pemenuhan gizi mereka.
Bantu Sediakan Data Penerima MBG dan Distribusi Makanan
Dalam kerja sama ini, Wihaji mengatakan, kementeriannya berperan dalam penyediaan data. Khususnya data bumil, ibu menyusui dan balita penerima manfaat program MBG. Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dimiliki Kemendukbangga/BKKBN juga terlibat dalam pendistribusian makanan bergizi yang diolah di dapur sehat SPPG Tanah Sareal, untuk wilayah Kota Bogor, kepada sasaran penerima.
"Tim Pendamping Keluarga nanti mendukung BGN untuk pendistribusian. Juga pendataan ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Termasuk dukungan untuk edukasinya," kata Wihaji usai penandatanganan MoU di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan sebagai upaya meningkatkan komitmen para pihak akan pentingnya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pemenuhan gizi dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Advertisement
Lingkup Kerja Sama BKKBN dengan BGN untuk MBG
Kolaborasi ini juga dibuat dengan tujuan mengoptimalkan dukungan para pihak terhadap program prioritas nasional pemberian makan bergizi gratis melalui peningkatan asupan gizi. Termasuk pengetahuan gizi kelompok sasaran didasarkan asas saling membantu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara, lingkup kerja sama ini meliputi:
- Kolaborasi dalam pendayagunaan SDM pada tingkat lapangan guna mempercepat pemenuhan kebutuhan gizi nasional.
- Pertukaran, pemanfaatan data dan/atau informasi program pemenuhan gizi dan percepatan penurunan stunting.
- Pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Pelaksanaan kolaborasi terkait MBG ini akan diatur lebih lanjut dalam sebuah Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang mengatur rincian pekerjaan, mekanisme pekerjaan, hak dan kewajiban dua instansi tersebut. Adapun jangka waktu kemitraan ini berlaku lima tahun sejak 20 Januari 2025.
Dorong MBG Tepat Sasaran dan Efektif
Usai penandatanganan MoU dengan Wihaji, Dadan Hindayana mengatakan bahwa kolaborasi yang dibangun bersama Kemendukbangga/BKKBN semata agar pelaksanaan MBG yang dilakukan BGN tepat sasaran, efektif dan tidak mubazir.
"Kami bekerja sama dalam hal pendataan, kemudian penyaluran, dan juga pembimbingan. Termasuk pengawasan agar kegiatan ini bisa dikerjakan bersama-sama sehingga lebih ringan," terang Dadan.
Diketahui, Kemendukbangga/BKKBN memiliki Tim Pendamping Keluarga yang sejak 2021 bertugas melakukan pendampingan terhadap KRS. Jumlahnya mencapai 200.000 tim, beranggotakan 600.000 orang. Tersebar di seluruh Indonesia. Satu tim terdiri atas bidan, kader PKK dan kader KB. Mereka akan turut berpartisipasi dalam pelaksanaan MBG.
Advertisement