Tradisi Fua Pah Masyarakat Dawan dan Enam Tahapannya

Masyarakat Dawan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, melaksanakan tradisi ini sebagai tradisi pemujaan roh.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Apr 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 16:00 WIB
Wisata NTT
Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). (dok. Instagram @john_djami/https://www.instagram.com/p/CJsAy6DlHmN/)

Liputan6.com, Kupang - Tradisi fua pah merupakan sebuah tradisi ritus agraris milik masyarakat Dawan yang tinggal di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tradisi tersebut masih hidup dan terus dikembangkan dalam masyarakat Dawan hingga saat ini.

Masyarakat Dawan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, melaksanakan tradisi ini sebagai tradisi pemujaan roh. Tradisi ini telah menyebar hingga ke Kabupaten Timor Tengah Utara.

Mengutip dari laman dapobas.kemdikbud.go.id, tradisi ini dilaksanakan di tempat-temapt tertentu, seperti kebun, gunung, dan bukit. Karena digunakan sebagai tradisi pemujaan roh, tradisi ini pun memiliki fungsi magis dan religius.

Selain itu, tradisi fua pah juga memiliki fungsi yang nyata dan efektif serta intensifikasi, yakni salah satu upaya meningkatkan hasil pertanian atau agraris dengan mengolah lahan yang ada.

Masyarakat setempat percaya adanya keberadaan uis pah atau pah tuaf. Mereka adalah makhluk halus yang dianggap merugikan manusia.

Sebagian masyarakat Dawan menyebut makhluk tersebut sebagai setan yang mendiami pohon-pohon dan tempat lainnya. Untuk mengambil hati dan menghindari kemarahan pah tuaf, mereka memberikan berbagai korban persembahan dalam upacara tradisi fua pah.

Tradisi fua pah sebenarnya merupakan sebuah tradisi khas yang ada dalam kebudayaan pertanian tradisional. Ritus pemberian korban sebagai persembahan kepada uis pah dan pah tuaf dilaksanakan dalam enam tahapan kegiatan pertanian, mulai dari membuka kebun baru sampai tahap menuai hingga memetik hasil kebun dan mengucapkan syukur kepada uis neno atas hasil panen melimpah.

Adapun kernam tahapan tersebut adalah tahap menebas hutan (lef nono//tafek hau ana), tahap membakar hutan (polo nopo//sifo nopo), tahap menanam (lef boen no’o), tahap pertumbuhan tanaman (eka ho’e), tahap panenan perdana (tasana mate), dan tahap panenan berakhir (tnibun bola’if ma aen tauf). Hingga kini, masyarakat Dawan masih melaksanakan tradisi fua pah.

 

Penulis: Resla

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya