Sandiaga Uno Ajak Santri Berpartisipasi dalam Pengembangan Industri Digital dan Kreatif

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong seluruh santri untuk bisa memanfaatkan digitalisasi ini untuk berinovasi.

oleh Apriyanto diperbarui 02 Mei 2024, 23:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2024, 23:00 WIB
Sandiaga Uno
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bersama anggota DPR RI Hetifah saat hadir dalam kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia (SDI) 2024 dengan tema “Generasi Kreatif, Berdaya Saing” yang digelar di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Selasa (30/4/2024) malam. (Apriyanto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Balikpapan - Indonesia yang saat ini memasuki industri digitalisasi menjadi peluang besar untuk semua pihak berperan aktif memanfaatkan hal tersebut. Tak terkecuali para santri di Indonesia. Untuk itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong seluruh santri untuk bisa memanfaatkan digitalisasi ini untuk berinovasi.

Karena, Sandiaga Uno ingin santri Indonesia tidak lagi sebagai pencari kerja, melainkan pencetak lapangan kerja. Hal itu diungkapkan saat menghadiri rangkaian Santri Digitalpreneur Indonesia (SDI) 2024 dengan tema “Generasi Kreatif, Berdaya Saing” yang digelar di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Selasa (30/4/2024) malam.

“Indonesia sedang memasuki industri digitalisasi. Sebagai santri, kita harus cerdas dan berani. Mampu belajar untuk berinovasi dan berpikir out of the box. Dalam hal konten, mampu menunjukkan konten digital yang digemari, bermanfaat dan bertanggung jawab,” terang Sandiaga Uno di hadapan para santri yang berkumpul di Masjid ar-Riyadh, pusat kegiatan Islami di Kampus Induk Hidayatullah.

Sandiaga Uno menjelaskan, saat ini 7 dari 9 perusahaan raksasa dunia merupakan perusahaan yang bergerak di ekonomi digital. Karena itu Indonesia, melalui santri bisa ikut ambil bagian dalam menghadapi tantangan industri digital dan kreatif. Dirinya pun menyebut saat ini sudah banyak beasiswa yang disediakan termasuk kepada santri. Untuk berkuliah di politeknik pariwisata yang sudah dipilih pemerintah sebagai institusi pendidikan pariwisata terbaik di dunia.

“Terdekat itu ada politeknik pariwisata yang ada di Makassar dan di Bandung. Nanti silahkan diurus santri-santri yang mau berkuliah di sana. Kami memerlukan banyak santri untuk mengembangkan pariwisata halal. Karena Indonesia sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik nomor satu di dunia,” sebutnya.

Menparekraf Sandiaga Uno yang menyempatkan diri berkuda diiringi kelompok hadrah tersebut melanjutkan, di Santri Digitalpreneur Indonesia yang memasuki tahun k-3 ini, rencananya pada Rabu (1/5/2024) dirinya akan bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia dan para menteri untuk mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif di haji dan umrah. Mengingat di 2023 lalu, haji dan umrah dari Indonesia mampu menghasilkan nilai hingga Rp65 triliun.

“Dengan pengembangan ekosistem ini maka mampu menciptakan peluang kerja kepada santri ke depan. Itu yang kami harapkan. Karena itu diperlukan santri dan santriwati yang berkualitas,” ucapnya.

Tantangan Pengembangan Industri Digital

Santri
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno berfoto bersama dengan para Santi serta pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah, Balikpapan Timur. (Apriyanto/Liputan6.com)

Khusus di Kaltim, Menparekraf Sandiaga Uno juga menyebut dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN), maka peluang kerja dan penciptaan lapangan kerja semakin terbuka. Dan baginya santri harus mendapatkan prioritas utama. Di mana dalam hal potensi, kementerian menghitung tahun ini ada 4,4 juta tersedianya lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di 2024 ini.

“Ada 38 ribu pesantren dan ada 5 juta santri/santriwati di seluruh Indonesia. Karena itu ini menjadi prioritas kami. Santri – santri ini harus mampu mengeluarkan semangat baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur yang telah mereka pelajari. Ilmu agama mereka kuat karena itu tinggal dilengkapi dengan ilmu digital hingga menjadi talenta yang sangat bermanfaat,” bebernya.

Adapun salah satu tantangan pengembangan industri digital di Kaltim adalah masih terdapatnya blank spot. Bahkan Sandiaga Uno mengaku mengalaminya saat rangkaian lawatannya ke IKN kali ini. Untuk itu, dirinya telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk membenahinya.

“Apalagi sebentar lagi menghadapi 17 Agustus yang dilaksanakan di IKN. Ini momen Kaltim untuk bisa membenahi jaringan agar lebih mumpuni di kawasan yang sudah terhubung ini,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya