Lezatnya Madu Alam Trigona Rasa 'Nano-nano' Olahan Petani Milenial Garut, Berani Coba?

Ide saya sederhana, bagaimana potensi makanan yang melimpah bagi lebah trigona di sini, mampu dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan madu Trigina yang berkualitas.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 29 Jun 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2024, 18:00 WIB
Salah satu stup sarang lebah madu Trigona Itama penghasil madu alam Trigona yang kaya khasiat bagi tubuh yang dibudidayakan KTH Lestari Mandiri Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Salah satu stup sarang lebah madu Trigona Itama penghasil madu alam Trigona yang kaya khasiat bagi tubuh yang dibudidayakan KTH Lestari Mandiri Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Memiliki rasa permen 'nano-nano' atau manis, asam, asin. Kehadiran madu alam trigona atau teuweul, hasil kreasi petani milenial, Garut, Jawa Barat yang satu ini, patut untuk dicoba dalam menjaga kesehatan tubuh Anda.

Selain unik karena rasa, madu alam trigona yang dihasilkan lebah Trigona Itama itu, mengandung khasiat kesehatan bagi tubuh dengan nilai jual yang tinggi. Sehingga, memiliki prospek usaha yang menggiurkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Ide saya sederhana, bagaimana potensi makanan yang melimpah bagi lebah trigona di sini, mampu dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan madu Trigina yang berkualitas,” ujar Saeful Rohman, Ketua Kelompk Tani Hutan (KTH) Lestari Mandiri, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Kamis (27/6/2024).

Menurutnya, melimpahnya bahan makanan bagi lebah trigona seperti pohon Kaliandra, tumbuhan labu siem, pohon alpuket, hingga tanaman kopi, memberi banyak kemudahan dalam budidaya lebah trigona Itama.

“Lebah Trigona Itama juga termasuk jenis lebah yang sangat mudah dibudidayakan, tidak menyengat dan sulit kabur, sehingga memudahkan bagi petani,” kata dia menerangkan.

Berada di atas perbukitan, kampung Babakan Sukamaju, Desa Sindang Palay, Kecamatan Karangpawitan, para petani milenial Garut itu, mampu menghasilkan madu berkualitas langsung dari alam.

“Kami tinggal buat stup (sarang) buatan dari kayu yang berbetuk balok, kemudian cari ratunya lebah trigona itama di alam bebas, yang tadinya dari pepohonan dipindahkan ke media stup itu,” kata dia.

Hasilnya setiap dua pekan sekali, satu stup yang telah didiami ribuan lebah trigona itama, mampu menghasilkan sekitar 700 mililiter (ml) atau sekitar 4.200 ml (4,2 liter) dari sekitar 60 stup yang dimiliki kelompok saat ini.

“Biasanya madu kami kemas dalam botol kecil ukuran 350 ml untuk selanjutnya dijual seharga Rp 150 ribu per botol,” ujar dia.

Selain banyak khasiat bagi tubuh, keberadaan lebah Trigona Itama di alam bebas, membantu petani dalam proses penyerbukan tanaman, terutama tumbuhan penghasil buah seperti mangga, alpuket dan lainnya.

“Asal mampu menjaga kelestarian alam, maka populasi lebah Trigona Itama di alam bebas akan tetap terjaga,” kata dia.

Lebah Madu Alam

Ketua Kelompk Tani Hutan (KTH) Lestari Mandiri Saeful Rohman, menunjukan salah satu stup sarang lebah madu Trigona Itama penghasil madu alam Trigona yang kaya khasit bagi tubuh. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Ketua Kelompk Tani Hutan (KTH) Lestari Mandiri Saeful Rohman, menunjukan salah satu stup sarang lebah madu Trigona Itama penghasil madu alam Trigona yang kaya khasit bagi tubuh. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Selain madu alam trigona, kelompok petani milenial Garut yang tergabung di Saung Madu Asyakir itu, tak ketinggalan membudidayakan madu lebah Apis Carana atau madu alam dengan kualitas super.

“Seluruh madu yang kami hasilkan bisa dicoba di sini untuk menghilangkan stigma madu campur gula,” kata dia dengan senyum ramah.

Saat ini KTH Lestari Mandiri memiliki sekitar 30 koloni atau kelompok, dengan produksi madu sekitar 2 kilogram (kg) tiap koloni. “Jika musim bunga datang kami bisa menghasilkan sekitar 60 kg madu alam dengan kualitas baik,” ujar dia bangga.

Saeful menambahkan, selain membuka peluang usaha yang menjanjikan, kehadiran KTH Lestari Mandiri diharpkan mampu membakar semangat petani milenial di wilayah Garut Utara, agar mandiri sejak muda dengan memanfaatkan alam terbuka.

“Kebetulan di sini banyaknya lahan yang telah beralih fungsi menjadi pemukiman dan area pembakaran bahan baku bata merah,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya