Pemprov Jabar Ingin Sebar Ribuan Mahasiswa Lewat KKN Tematik Masalah Stunting hingga Sampah

KKN akan berlokasi di desa atau kelurahan kawasan Cekungan Bandung.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 19 Jul 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 08:00 WIB
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman. (Dok. Pemprov Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) disebut akan menjajal kerja sama dengan perguruan tinggi terkait Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ribuan mahasiswa bakal disebar untuk mengikuti KKN bertema khusus.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengatakan, tema yang dimuat lewat KKN tematik itu antara lain soal penurunan stunting dan pengelolaan sampah rumah tangga.

"Dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sudah ada 3.000 mahasiswa. Mudah-mudahan yang lain juga menyusul," aku Herman dikutip lewat keterangan pers di Bandung, Rabu, 17 Juli 2024.

Herman mengatakan, KKN akan berlokasi di desa atau kelurahan kawasan Cekungan Bandung. "Paling tidak di 5 kabupaten kota, lebih jauhnya 13 kabupaten kota," ujar Herman.

Menurutnya, tahap pertama, 300 desa/kelurahan jadi lokus KKN tematik dan sesuai arahan Gubernur difokuskan pada penurunan stunting dan pengelolaan sampah.

"Adik-adik mahasiswa akan bahu-membahu dengan kita semua mengedukasi masyarakat agar tercapai zero food waste. Apabila ini efektif bisa mengurangi sampai 30 persen sampah yang dibuang ke TPPAS," kata dia.

Terkait masalah sampah, Herman pun mengajak masyarakat Jabar, khususnya yang bermukim di kawasan Cekungan Bandung, agar mulai memilah dan memilih sampah dari rumah. Dengan begitu, hanya sampah anorganik saja yang dibuang ke TPS hingga TPPAS.

"Kami berharap zero food waste, tidak ada sampah makanan yang muncul dari rumah sehingga yang keluar betul-betul sampah anorganik yang tentu akan dikelola dengan baik ke TPS dan ujungnya TPPAS," ungkap Herman.

Ia menambahkan, sampah jika dikelola dengan baik mempunyai potensi ekonomi, yakni lewat model ekonomi sirkular dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair atau yang lebih dikenal dengan 5R.

"Ini akan memudahkan pengelolaan kami di hilir," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya