Liputan6.com, Jakarta - Jumat memiliki status khusus dalam Islam. Jumat yang dianggap penuh berkah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperbanyak ibadah.
Salah satu keistimewaan hari Jumat yang paling menonjol adalah merupakan hari istimewa untuk shalat Jumat. Sholat Jumat adalah salah satu ibadah terpenting dalam agama Islam, dan umat Islam wajib melaksanakannya setiap hari Jumat kecuali mereka memiliki alasan yang sah.
Hari Jumat adalah waktu yang istimewa untuk berdoa. Rasulullah SAW telah mengajarkan bahwa pada saat-saat tertentu pada hari Jumat, doa-doa diterima oleh Allah dengan lebih mudah.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, Muslim dianjurkan untuk berdoa pada hari ini, memohon kepada Allah, dan meminta ampunan-Nya. Hari Jumat juga dikenal sebagai Hari Ampunan. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa setiap Muslim yang datang ke shalat Jumat dengan niat tulus akan diberikan pengampunan dosa-dosa mereka sejak Jumat sebelumnya.
Jumat juga dikenal sebagai waktu terbaik untuk berdoa kepada Allah. Pada hari Jumat, waktu antara matahari terbit dan terbenam dianggap sebagai waktu shalat yang paling efektif (dikabulkan).
Ini adalah waktu terbaik untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan segala kebutuhan dan keinginan kita. Selain untuk ibadah pribadi, hari Jumat juga menjadi kesempatan untuk berbagi kebaikan kepada sesama.
Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk bersedekah, bersedekah dan beramal shaleh di hari Jumat. Hal ini ditekankan sebagai cara untuk meningkatkan keberkahan dalam hidup kita dan memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Keistimewaan Jumat
Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah sebuah hadits:
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.
Kemudian amalan yang dilaksanakan pada hari Jumat di antaranya adalah memperbanyak baca shalawat, memperbanyak doa, bersedekah, membaca Surat al-Kahfi, Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, dan Surat an-Nas, serta ibadah-ibadah lainnya. Masing-masing amalan memiliki keutamaan yang luar biasa.
Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, ‘Amal Yaum wa Lailah, mengatakan:
ويقرأ بعد الجمعة قبل أن يتكلم: الإخلاص والمعوذتين (سبعا سبعا). ويكثر من الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم سوم الجمعة وليلة الجمعة.ويصلى راتبة الجمعة التي بعدها في بيته لا في المسجد. وما ذا يفعل بعدها؟ ويمشى بعدها لزيارة أخ أو عيادة مريض أو حضور جنازة أو عقد نكاح
Artinya: Nabi Muhammad saw membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas usai shalat Jumat sebanyak tujuh kali dan beliau juga memperbanyak shalawat pada hari Jumat dan malamnya. Ia juga mengerjakan shalat sunnah setelah shalat Jumat di rumahnya, tidak di masjid. Setelah itu apa yang dilakukan Nabi saw? Beliau mengunjungi saudaranya, menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah (bertakziah), atau menghadiri akad nikah.
Penulis: Belvana Sasya Saad
Advertisement