Liputan6.com, Mamuju - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sulbar terus berupaya melakukan yang terbaik untuk memberdayakan seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi para penyandang disabilitas atau difabel yang tersebar di seluruh wilayah Sulbar.
Kedisnaker Sulbar, Andi Farid Amri itu berkomitmen untuk memberdayakan difabel dan saat ini sedang melakukan pendataan dan verifikasi terhadap jumlah penyandang disabilitas di Sulbar. Langkah itu dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan kompetensi yang dimiliki para penyandang disabilitas itu sendiri.
Keseriusan Disnaker Sulbar menciptakan dan membuka lapangan kerja bagi kelompok difabel, dituangan dalam sebuah project (proyek) perubahan yang berjudul Sulbar Bertekad (Berdayakan Tenaga Kerja Difabel), pada latihan kepemimpinan Nasional tingkat II yang telah diikuti Kedisnaker Sulbar.
Advertisement
Baca Juga
Andi Farid mengungkapkan, dirinya sengaja mengusung project perubahan basis difabel, sebagai bentuk komitmen dan keseriusannya mewujudkan lapangan kerja, serta menciptakan peluang usaha bagi difabel yang ada di Sulbar. Sehingga, membuat suatu inovasi di daerah untuk kepentingan masyarakat.
"Jadi saya berinisiatif membuat inovasi terkait pemberdayaan tenaga kerja untuk difabel. Kami berharap, dengan adanya project perubahan Sulbar Bertekad, masyarakat atau penyandang disabilitas mendapatkan haknya sebagai warga negara untuk mendapatkan pekerjaan, mendapatkan kehidupan yang lebih layak, serta mendapatkan penghasilan untuk bisa lebih mandiri," kata Andi Farid, Senin (15/07/24).
Andi Farid mengungkapkan, pemerintah telah berkomitmen untuk memberdayakan para penyandang disabilitas dan memberikan porsi bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan, mulai dari pusat hingga daerah. Bahkan, kata dia, para penyandang disabilitas harus mengikuti pelatihan berbasis kompetensi di Balai Latihan Kerja (BLK) Sulbar.
"Selanjutnya, kami akan membuat suatu pakta integritas dengan seluruh perusahaan di Sulbar. Pakta integritas yang akan dibuat sesuai aturan, pihak perusahaan wajib mempekerjakan minimal satu persen kuota untuk teman-teman difabel dari jumlah pegawai yang di pekerjaan di perusahaanya," ungkap Andi Farid.
Lanjut Andi Farid menjelaskan, sejumlah kendala dihadapi para penyandang disabilitas yang tersebar di seluruh wilayah Sulbar, seperti kesulitan dalam mengakses informasi, serta layanan yang layak. Sehingga ke depan, pihaknya akan memberikan konselin berupa pendampingan khusus untuk menggali potensi yang dimiliki terkait peluang kerja di Sulbar.Â
"Jadi, banyak difabel merasa terpinggirkan, merasa tidak dipedulikan, merasa tidak mempunyai kuota untuk pekerjaan, bahkan untuk mendaftar di BLK agak minim. Padahal kalau berbincang dengan difabel, minatnya sangat besar untuk mengikuti pelatihan berbasis kompetensi," tutur Andi Farid.