Mengintip Jejak Prestasi ASTI Kudus, Akademi Sepak Bola Kampung yang Jadi Juara LaLiga Youth Tournament 2024

Sudah banyak prestasi, baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional yang dikoleksi para siswa sepak bola akademi yang bermarkas di Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kudus, ini.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 08 Agu 2024, 23:07 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 08:03 WIB
ASTI Kudus
Tim ASTI Kudus KU 14 sukses merengkuh gelar Juara LaLiga Youth Tournamen Tahun 2024. (Liputan6.com/ Arief Pramono) 

Liputan6.com, Kudus - Meski berasal dari kota kecil dan homebasenya berada di kampung, namun keberadaan Akademi Sarana Talenta Indonesia (ASTI) di Kudus, Jawa Tengah, ini semakin populer di Indonesia.

Moncernya satu-satunya akademi sepak bola usia muda di Kota Kretek ini, tentu saja berkat torehan prestasi mereka. Tercatat banyak prestasi baik tingkat lokal, nasional, hingga internasional yang dikoleksi para siswa sepak bola akademi yang bermarkas di Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kudus.

Tentu segudang prestasi para siswa ASTI ini dihasilkan dengan pembinaan profesional, yang dilakukan manajemen akademi sepak bola yang focus mengasah talenta pesepakbola muda berbakat.

Praktis dengan berbagai prestasi yang makin mendunia, nama ASTI Kudus yang dinahkodai Arif Budiyanto selaku Chief Executive Officer, kini diincar para orang tua untuk ‘menitipkan’ anak-anaknya agar menjadi pesepakbola profesional.

Tercatat ratusan siswa dari berbagai penjuru tanah air, kini terus diasah talentanya untuk dipersiapkan menjadi calon-calon bintang muda pesepakbola nasional. Selain itu, ASTI juga diperkuat dengan sejumlah pelatih berlisensi A AFC.

Berkat tangan dingin para pelatihnya, sejumlah siswa ASTI Kudus pun sukses direkrut klub-klub sepak bola professional di tanah air. Di antaranya Andreas Benyamin yang terpilih program Garuda Select 4 pada 2021 lalu.

Tak Andreas saja, selain sejumlah siswa ASTI Kudus pun banyak direkrut untuk memperkuat tim bergengsi lainnya, seperti Persita Tangerang, Persikaba Blora, Persik Kediri dan Persebaya Surabaya.

Bahkan belum lama ini, siswa ASTI Kudus dari Kelompok Umur (KU) 14 sukses merengkuh gelar Juara LaLiga Youth Tournamen Tahun 2024. Kejuaraan ini digelar di Lapangan Yogyakarta Independent School, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Turnamen sepak bola kelas nasional itu diselenggarakan pada Sabtu-Minggu, 3-4 Agustus 2024. Pemain dari akademi sepak bola asal Kota Kretek ini tampil sebagai Champion (juara), usai mengalahkan tim asal Semarang dalam laga final LaLiga Youth Tournament Tahun 2024.

Dalam turnamen sepak bola LaLiga Youth Tournament, kata Arif, ASTI Kudus mengirim tiga tim untuk berlaga di KU-12, KU-14, dan KU-16. Namun, hanya KU-14 yang berhasil memboyong gelar Juara 1 dalam kompetisi bergengsi itu.

Sedangkan siswa ASTI KU-12 dan KU-16 hanya sampai babak 8 besar saja. Fathir Nahel Al Kahfi memperkuat tim ASTI Kudus KU-14 ditahbiskan sebagai The Best Player dalam LaLiga Youth Tournament Tahun 2024.

Atas prestasi yang membanggakan itu, manajamen ASTI Kudus merayakan kemenangan sekaligus melakukan penyegaran serta pemulihan otor para siswanya dengan berendam air di ARS Waterboom Kudus, Rabu (7/8/2024).

“Kegiatan ini berenang ini untuk refreshing sekaligus recovery otot para siswa. Supaya performa mereka kembali segar dan memulihkan ototnya usai berlaga di kompetisi dan latihan rutin,” ujar Arif.

 

Sejarah Berdirinya ASTI Kudus

Kesuksesan yang kini direngkuh ASTI Kudus yang memasuki usia 6 tahun memang melalui proses yang tidak mudah. Arif pun menceritakan bagaimana ia bergelut dengan dunia akademi sepak bola yang dirintisnya pada Desember 2018.

Sebelum bergelut di dunia akademi sepak bola, Arif sempat bekerja di perusahaan developer properti di Jakarta.

“Pernah juga mendirikan perusahaan kontraktor di Jakarta. Kemudian di tahun 2018 merintis ASTI di Kudus,” ucap Arif mengawali ceritanya.

Arif mengaku belum terlalu fokus mengelola akademi sepak bola pada tahun-tahun awal merintis ASTI. Sebab ia masih sebatas sampingan dan kurang begitu serius bergelut di dunia pembinaan sepak bola.

Awalnya Arif terinspirasi mendirikan ASTI memfasilitasi warga Kudus yang ingin anak-anak mereka menjadi pemain sepak bola profesional.

“Namun melihat antusiasme yang sangat tinggi, hingga ASTI pun dikelola dengan serius,” terang pria yang beralamat di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kota, Kudus ini.

Saat awal berdiri, ASTI berkonsep tidak menggunakan boarding school atau sekolah berasrama. Sebab kala itu kebanyakan siswanya dari anak-anak warga lokal Kudus.

“Namun seiring perjalanan waktu dan makin banyak prestasi yang diraih, banyak orang tua siswa dari berbagai penjuru Indonesia yang tertarik menyekolahkan putra mereka di ASTI,” terang Arif.

Selain dari pulau Jawa, siswa ASTI juga ada yang berasal dari Medan, Kalimantan, Bali, Ternate hingga Papua. Konsep pendidikan yang diterapkan ASTI yakni Boarding School.

Selain mendapatkan pelatihan sepak bola yang menjadi materi utama, para siswa ASTI Kudus tetap bisa mengikuti pendidikan formal dan keilmuan agama.

“Asrama dengan fasilitas representative juga telah kami sediakan. Untuk kebutuhan makan, minum dan sarana transportasi dan laundry pun kami lengkapi,” ungkapnya.

Tak hanya itu saja, para siswa ASTI juga bisa bersekolah di lembaga pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMA. Tak ketinggalan, mereka juga diberikan keilmuan agama selama mengikuti pendidikan di asrama.

Saat ini kehadiran ASTI tidak hanya di Kudus saja, namun telah membuka cabang di Kendal, Tegal dan Jogjakarta dengan total sebanyak 250 siswa. ASTI merupakan akademi sepak bola yang sudah terafiliasi dengan PSSI dan terdaftar di Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Tengah.

“Selama ini siswa ASTI banyak yang dikontrak klub sepak bola dari Liga 3 dan Liga 2 Indonesia. Bahkan, ada juga yang dikontrak klub Liga 1 yaitu Rans Nusantara FC,” imbuhnya.

 

Penulis: Arief Pramono

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya