Dukung Ketahanan Pangan di IKN, Kutai Kartanegara Siapkan Pertanian Modern dan Terintegrasi

Lewat Program Dedikasi Kukar Idaman yang digagas Edi Damansyah, Kabupaten Kutai Kartanegara siapkan pertanian modern dan terintegrasi untuk menjadi lumbung pangan Ibu Kota Nusantara di masa depan.

oleh Abdul Jalil diperbarui 05 Sep 2024, 05:35 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 05:35 WIB
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah saat panen raya padi sawah organik di Desa Sarinadi, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Sekitar 2 juta orang akan menghuni Ibu Kota Nusantara (IKN) suatu saat nanti. Pertambahan jumlah penduduk secara siginifikan ini tentu akan jadi masalah jika kebutuhan dasarnya tidak disiapkan.

Ibu kota baru Indonesia ini memang berada di dua kabupaten di Kalimantan Timur, namun wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara paling banyak. Saat penunjukan ibu kota, pemerintah tentu berhitung secara matang terkait ketahanan pangan.

Sektor pangan sebagai kebutuhan dasar Ibu Kota Nusantara menjadi mutlak karena tentu saja terkait harga diri bangsa. Lantas bagaimana daya dukung kawasan terkait ketahanan pangan?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, luas panen padi paling besar di Kalimantan Timur tertinggi dipegang Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 26.744 hektar. Disusul Kabupaten Penajam Paser Utara seluas 12.531 hektar.

Di tahun yang sama, Kutai Kartanegara mencatatkan produksi padi hingga 106.411 ton. Jumlah ini separuh dari total produksi padi di Provinsi Kalimantan Timur.

Data tersebut menunjukkan Kabupaten Kutai Kartanagara adalah kawasan yang paling siap dalam mendukung Ibu Kota Nusantara di masa depan. Di bawah kepemimpinan Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, pertanian dalam arti luas berkembang pesat lewat Program Dedikasi Kukar Idaman.

“Kutai Kartanegara memiliki posisi strategis yang tidak bisa diabaikan, terutama dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara,” kata Edi Damansyah belum lama ini.

Dengan tanah subur yang tak habis memberikan berkahnya, kabupaten ini telah menjadi lumbung pangan utama di wilayah paling dekat dengan ibu kota baru Indonesia. Kabupaten ini terus menggerakkan roda pembangunan pertanian yang terintegrasi dan modern.

Tanah yang subur, petani yang gigih, dan program-program terencana menjadikan Kukar bukan hanya sebagai penyangga pangan Kalimantan Timur, namun juga calon pemasok utama kebutuhan pangan IKN yang akan berdiri kokoh sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia.

Untuk memastikan itu, Edi Damansyah kerap turun langsung ke lokasi pertanian, mendatangi kelompok tani, dan memimpin program transformasi sektor pertanian agar mampu menjawab tantangan masa depan.

“Program Dedikasi Kukar Idaman menjadi fondasi dari upaya Pemkab Kutai Kartanegara dalam mewujudkan visi besar ini,” katanya.

Melalui program ini, Edi Damansyah berupaya menjamin kelangsungan ekonomi dengan fokus utama pada pertanian. Program ini menetapkan kawasan-kawasan strategis pertanian yang dikelola secara terpadu, mulai dari lahan pertanian hingga sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan.

“Kawasan terpadu ini dirancang sedemikian rupa agar aktivitas pertanian dari hulu hingga hilir terintegrasi dan lebih mudah diawasi serta dioptimalkan,” ujar Bupati Edi Damansyah.

Verifikasi Lahan Potensial

Sawah Organik di Kukar
Kawasan persawahan dengan padi organik di Desa Sari Nadi, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terus memverifikasi lahan potensial untuk menyiapkan kawasan lumbung pangan bagi Ibu Kota Nusantara. (foto: Abdul Jalil/Liputan6.com)

Seiring perkembangan pembangunan infrastruktur fisik di Ibu Kota Nusantara, Edi Damansyah dan tim terus bergerak mengembangkan sektor pertanian. Hal itu memulai dengan memverifikasi lahan-lahan potensial dari seluruh kecamatan.

"Bapak Bupati selalu menekankan, setiap penetapan kawasan harus berbasis data," ujar Muhamad Rifani, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara.

Dari hasil verifikasi ini, ditetapkan sebanyak 13 kawasan sebagai kawasan pertanian terpadu, lima di antaranya mencakup lebih dari 1.000 hektare lahan. Wilayah-wilayah ini tersebar di enam kecamatan, termasuk Tenggarong dan Muara Kaman, yang menjadi pusat kegiatan pertanian dengan luas total mencapai 7.628 hektare.

Di sisi infrastruktur, salah satu pilar dari program ini adalah pembangunan embung, penampung air skala kecil yang menjadi kunci dalam menjaga kestabilan suplai air bagi lahan pertanian. Saat musim kemarau melanda, embung ini berfungsi sebagai penyelamat, memastikan air tetap tersedia bagi lahan-lahan pertanian.

Hingga 2023, sebanyak 40 embung telah dibangun, masing-masing mampu mengairi hingga 10 hektare lahan.

"Embung ini adalah tumpuan petani saat cuaca tidak menentu, memastikan mereka tetap bisa menanam dan memanen tanpa harus khawatir kekurangan air," kata Rifani.

Pada 2024, jumlah embung direncanakan mencapai 63 unit, melampaui target awal 60 embung. Selain embung, pemerintah juga berfokus pada pembangunan jalan usaha tani, infrastruktur vital yang menghubungkan lahan pertanian dengan jalur distribusi utama.

Jalan usaha tani tidak hanya memudahkan para petani dalam mengangkut hasil panen mereka, tetapi juga memotong biaya distribusi yang kerap menjadi beban besar dalam rantai pasok pangan. Sepanjang 112,58 kilometer jalan usaha tani telah dibangun hingga 2023, dan pada 2024, tambahan 53,92 kilometer diproyeksikan akan selesai, jauh melampaui target awal yang ditetapkan hingga 2026.

Bupati Edi Damansyah selalu melibatkan masyarakat lokal. Program pembangunan jalan usaha tani ini, misalnya, terlaksana berkat kerja sama antara pemerintah daerah dan TNI melalui program Karya Bhakti.

"Kerja sama ini menjadi salah satu kunci keberhasilan kami dalam mewujudkan infrastruktur pertanian yang mendukung produktivitas," ujar Edi.

Akses Jalan dan Irigasi

Persawahan Kutai Kartanegara
Pengembangan pembangunan irigasi dan jalan untuk pertanian terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk meningkatkan hasil pertanian. (foto: Abdul Jalil/Liputan.com)

Akses jalan yang kini terbentang di kawasan pertanian terpadu ini telah memudahkan ribuan petani untuk mengangkut hasil bumi mereka ke pasar, menggerakkan roda ekonomi pertanian Kukar dengan lebih cepat.

Tidak hanya terbatas pada embung dan jalan, pembangunan irigasi tersier juga menjadi agenda prioritas. Dengan irigasi yang terintegrasi, air dapat dialirkan secara efisien ke petak-petak sawah, memastikan lahan selalu produktif sepanjang tahun.

Hingga 2023, panjang irigasi tersier yang telah dibangun mencapai 29.574 meter, dan akan bertambah lagi sepanjang 7.738 meter pada 2024. Infrastruktur ini menjadi jantung dari produktivitas pertanian, menjamin lahan-lahan di Kukar tetap dapat diolah secara maksimal bahkan di musim kering.

Sektor pertanian yang terintegrasi ini telah menciptakan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, memastikan bahwa Kukar tidak hanya menjadi penopang pangan untuk Kalimantan Timur, tetapi juga siap menjawab kebutuhan IKN yang akan berkembang sebagai pusat pemerintahan baru.

"Kami mempersiapkan Kukar untuk menjadi mitra strategis bagi IKN, memastikan bahwa kebutuhan pangan untuk ibu kota baru ini dapat dipenuhi dari sini," kata Edi Damansyah dengan penuh keyakinan.

Dengan langkah yang terencana, infrastruktur yang terus dibangun, dan lahan pertanian yang terus dikelola secara modern, Kutai Kartanegara telah memantapkan diri sebagai lumbung pangan yang kuat di Kalimantan Timur.

Melalui tangan dingin Edi Damansyah, Kukar bukan hanya mempertahankan posisinya sebagai salah satu daerah penghasil pangan utama, namun juga bertransformasi menjadi pilar penting dalam pembangunan masa depan Ibu Kota Nusantara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya