Pakar Terorisme: BNPT Tepat Fokus Lindungi Perempuan, Anak, dan Remaja dari Radikalisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan komitmennya untuk melindungi perempuan, anak, dan remaja dari pengaruh ideologi radikalisme dan terorisme.

oleh Tim Regional diperbarui 06 Sep 2024, 12:33 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2024, 12:33 WIB
Darmansjah Djumala
Pakar terorisme sekaligus anggota Kelompok Ahli BNPT bidang Hubungan Internasional, Darmansjah Djumala

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan komitmennya untuk melindungi perempuan, anak, dan remaja dari pengaruh ideologi radikalisme dan terorisme.

Perlindungan terhadap kelompok rentan ini menjadi prioritas utama dalam tujuh program BNPT untuk 2024. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan keterlibatan perempuan dan anak dalam aksi terorisme.

Pakar terorisme sekaligus anggota Kelompok Ahli BNPT bidang Hubungan Internasional, Darmansjah Djumala mengatakan, komitmen BNPT untuk melindungi perempuan, anak, dan remaja dari pengaruh ideologi radikalisme dan terorisme dinilai sudah tepat.

"BNPT secara cermat dan tepat menjadikan itu (perlindungan perempuan, anak dan remaja) sebagai program prioritas," kata Djumala dalam Forum Bakohumas BNPT yang diadakan di Jakarta, Kamis, 5 September 2024.

Disebutkan, perlindungan kelompok rentan ini menjadi program prioritas pertama dari tujuh program utama BNPT untuk tahun 2024.

Langkah ini diambil menyusul peningkatan keterlibatan perempuan dan anak dalam aksi terorisme, seperti yang terlihat pada peristiwa Bom Surabaya 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Program Prioritas

Kepala BNPT, Komjen. Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel (Istimewa)
Kepala BNPT, Komjen. Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel (Istimewa)

Untuk diketahui, perlindungan perempuan, remaja, dan anak-anak ini menjadi program prioritas pertama dari 7 program utama BNPT untuk tahun 2024. Ini sejalan dengan mandat BNPT untuk melindungi rakyat dari bahaya ideologi radikalisme dan terorisme.

Fenomena pelibatan perempuan, remaja, dan anak dalam aksi terorisme ini disebut Djumala sebagai tren baru yang mengkhawatirkan.

Djumala mencontohkan Bom Surabaya 2018, di mana satu keluarga terlibat dalam aksi teror.

"Ini nyata, satu keluarga bahagia, kepala keluarga, istri, dan anak-anaknya, semuanya terkait dengan ISIS dan melakukan serangan bom bunuh diri," jelasnya.


Ayah Berperan Penting

Ilustrasi terorisme (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi terorisme (Liputan6.com / Abdillah)

Peran ayah sebagai kepala keluarga, menurut Djumala, sering kali menjadi faktor pengaruh utama dalam radikalisasi keluarga.

Djumala menekankan bahwa tren ini merupakan perubahan dari pola sebelumnya, di mana pelaku terorisme umumnya adalah laki-laki dewasa, baik secara individu maupun kelompok.

Saat ini, radikalisasi telah melibatkan perempuan dan anak-anak, yang dipengaruhi oleh kepala keluarga laki-laki.

"Sebagai respons terhadap tren ini, BNPT telah merancang sejumlah program untuk meningkatkan resiliensi publik dan mencegah radikalisasi, terutama di kalangan perempuan, anak, dan remaja," tegasnya.


Jalankan Berbagai Inisiatif

Kepala BNPT Komjen. Pol. Rycko Amelza Dahniel saat menerima kunjungan Delegasi Jepang di Kantor Pusat BNPT Sentul, Rabu (26/6/2024) (Istimewa)
Kepala BNPT Komjen. Pol. Rycko Amelza Dahniel saat menerima kunjungan Delegasi Jepang di Kantor Pusat BNPT Sentul, Rabu (26/6/2024) (Istimewa)

Selain perlindungan terhadap kelompok rentan ini, BNPT juga menjalankan berbagai inisiatif lain seperti pembentukan Desa Siapsiaga, Sekolah Damai, dan Kampus Kebangsaan, serta program reintegrasi dan reedukasi bagi mitra deradikalisasi.

Sekretaris Utama BNPT, Bangbang Surono menjelaskan, BNPT sudah memiliki program bagaimana melindungi perempuan, remaja, dan anak dengan membentuk family resilience.

"Kemudian kalau dari lingkup terkecil sudah kuat, naik menjadi public resilience, lalu national resilience. Sehingga kita kuat untuk bisa menangkal paham radikal terorisme di Indonesia ini," sebutnya.

Program-program ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi ancaman radikalisme dan mencegah terulangnya kasus-kasus serupa di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya