Peristiwa 19 September 1945: Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato

Peristiwa yang terjadi di Jalan Tunjungan No 65 Surabaya itu terjadi karena gagalnya perundingan antara Soedirman (Residen Surabaya) dan Victor Willem Charles Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Sep 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 03:00 WIB
20150919-Peringatan Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya
Para partisipan peringatan 70 tahun perobekan bendera Belanda di depan Hotel Yamato yang kini bernama Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan Surabaya, Sabtu (19/9/2015). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pada 19 September 1945, terdapat peristiwa penting di Indonesia, yakni perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit). Peristiwa bersejarah itu dilakukan oleh masyarakat Surabaya di Surabaya.

Mengutip dari berbagai sumber, rakyat Surabaya menurunkan dan merobek bagian biru bendera Belanda. Mereka menyisakan bagian merah dan putih, sehingga secara otomatis perobekan bagian biru pada bendera Belanda menghasilkan bendera Merah Putih.

Peristiwa yang terjadi di Jalan Tunjungan No 65 Surabaya itu terjadi karena gagalnya perundingan antara Soedirman (Residen Surabaya) dan Victor Willem Charles Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda. Sebelumnya pascakemerdekaan RI, muncul maklumat pemerintahan Soekarno yang ditetapkan per 1 September 1945 tentang perintah pengibaran bendera Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia.

Namun pada 19 September 1945 sekitar pukul 9 malam, sekelompok orang Belanda di bawah kepemimpinan Ploegman mengibarkan bendera Merah-Putih-Biru tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia di Surabaya. Bendera tersebut dikibarkan di sisi utara Hotel Yamato.

Para pemuda Surabaya pun marah dan menganggap hal itu sebagai hinaan terhadap kedaulatan Indonesia. Soedirman yang menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) pun berdiskusi dengan Ploegman.

Tujuannya agar pihak Belanda menurunkan benderanya dari gedung Hotel Yamato. Namun, perundingan tersebut tidak membuahkan hasil karena Ploegman menolaknya.

 

Perkelahian antara Pihak Belanda dan Pemuda Surabaya

Ploegman kemudian mengeluarkan pistol yang membuat perundingan kian memanas. Terjadilah perkelahian antara pihak Belanda dan pemuda Surabaya.

Dalam perkelahian itu, Ploegman kehilangan nyawanya oleh Sidik. Sidik kemudian tewas di tangan tentara Belanda, sementara Soedirman dan Hariyono berlari ke luar.

Para pemuda yang berada di luar dan menyadari perundingan Indonesia-Belanda tidak berjalan lancar pun ikut berkelahi di lobi hotel. Sebagian pemuda naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda.

Kusno Wibowo dan Hariyono memanjat tiang bendera, kemudian merobek bagian warna biru bendera Belanda. Tersisalah bendera Merah Putih yang disambut sorakan 'Merdeka!' dari massa.

(Resla)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya