Atasi Sampah Laut di Pesisir Selatan Indonesia UGM Jalin Kerja Sama dengan Korea Selatan

Universitas Gadjah Mada melalui Pusat Unggulan Regional (RCE) Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Daerah Istimewa Yogyakarta dan RCE Tongyeong, Korea Selatan, menginisiasi proyek peningkatan kesadaran partisipasi masyarakat terkait penanganan sampah laut di pesisir selatan Indonesia.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Nov 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 09:00 WIB
Kapal Pembersih Sampah Donasi Coldplay
Sungai Cisadane di Tangerang dipilih sebagai lokasi operasional Neon Moon II karena terkenal sebagai salah satu sungai di Jawa Barat dengan emisi tertinggi. Menurut riset, sekitar 1000 ton sampah diperkirakan mengalir dari Sungai Cisadane ke Laut Jawa setiap tahunnya.(Liputan6.com/IG/@theoceancleanup)

Liputan6.com, Yogyakarta - Desa Karangwuni dan Desa Bugel, Kulonprogo, DIY menjadi desa pelatihan peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat untuk penanganan sampah laut di pesisir selatan. Rustamaji Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM mengatakan kerja sama dengan Gyeongnam International Development Cooperation Center (GNIDCC) Korea Selatan ini dapat menyelesaikan masalah laut.

“Apalagi permasalahan sampah menjadi isu utama di Yogyakarta karena kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah penuh, memperburuk kondisi lingkungan kita,” katanya dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu 2 November 2024.

Rustamaji menilai pemilihan pelatihan penanganan sampah laut di Desa Karangwuni sangat tepat. Sebab mayoritas penduduk di desa ini adalah nelayan yang menghadapi masalah sampah laut dan berdampak pada kelestarian sumber daya alam laut mereka.

“Diharapkan melalui pelatihan ini, kesadaran masyarakat lokal dapat meningkat untuk menjaga ekosistem laut dan menerapkan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan,” katanya.

Rustamaji menjelaskan rangkaian kegiatan selain pelatihan juga mencakup seminar dan lokakarya Pembangunan Berkelanjutan (ESD) dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Dalam sesi pelatihan, para mahasiswa UGM dan mahasiswa asal Korea melakukan sosialisasi kepada siswa SD Negeri Karangwuni.

"Mereka memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan laut dan dampak negatif dari sampah laut terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat."

Beberapa mahasiswa UGM dilibatkan dalam program ini penanganan sampah laut ini. Mahasiswa dari Fakultas Biologi UGM, Maidira Marsa Rabbani mengatakan inisiatif kampanye penanganan sampah laut di pesisir selatan ini melibatkan berbagai kelompok untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah menjangkau setiap segmen masyarakat.

“Dengan membangun budaya tanggung jawab lingkungan, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekosistem pesisir dan mempromosikan praktik berkelanjutan di kalangan penduduk setempat, demi keberlanjutan lingkungan yang lebih baik,” katanya.

R. Subagya, Kepala Dukuh Karangwuni menyampaikan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah laut ini sebagai upaya untuk menjaga ekosistem laut di desanya. Ia mengharapkan para siswa juga makin sadar untuk menjaga lingkungan laut.

“Sebagai warga Desa Karangwuni, kita harus menjadi contoh dalam menjaga laut. Sampah yang kita buang ke laut akan kembali kepada kita, mempengaruhi hasil tangkapan ikan dan lingkungan tempat tinggal kita. Mari kita bersama-sama belajar menjaga laut agar tetap bersih untuk masa depan kalian dan anak cucu kita,” katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya