Liputan6.com, Banyuwangi - Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi tempat CNA, korban pembunuhan dan dugaan pemerkosaan di Banyuwangi, memutuskan untuk meliburkan siswa selama sehari.
Hal tersebut dilakukan sebagai ungkapan duka pihak sekolah atas meninggalnya bocah perempuan berusia 7 tahun yang dikenal ceria dan mudah bergaul itu.
Advertisement
"Ini sebagai bentuk belasungkawa kepada pihak keluarga. Kami sangat terpukul atas kejadian yang dialami salah satu murid terbaik kami," kata kepala sekolah, Heru Prayitno Jumat (15/11/2024)
Advertisement
Selama sehari ini, sekolah libur dan para murid belajar di rumah, sementara para guru dan staf sekolah melayat ke rumah duka sembari menenangkan pihak keluarga.
Dikenang Heru, CNA yang baru 5 bulan duduk di sekolah yang dipimpin, dikenal sebagai anak yang riang, mudah bergaul dan bahkan menjadi motivator bagi anak-anak usia sebayanya.
Tingkah gemasnya yang selalu ceria dan mudah bergaul dengan semua temannya meninggalkan kesan mendalam bagi teman-temannya.
"Ada 13 siswa termasuk korban yang menempati kelas satu. Makanya seluruh temannya sedih saat korban sudah tiada," terang Heru.
CNA, bocah cilik berusia 7 tahun yang menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan di Banyuwangi dikenal sebagai anak yang riang dan sering menjadi motivator bagi teman-temannya. Meski baru bersekolah sekitar 5 bulan, CNA mudah dikenal.
“Ananda baru bersekolah 5 bulan, tapi mudah beradaptasi, mudah bergaul. Anaknya ceria dan menjadi motivasi bagi teman-temannya,” kata Heru
Saat peristiwa terjadi, Heru juga turut bersama guru-guru dan ibu korban yang tengah hamil tua mencari korban yang tak kunjung pulang meski jam telah menunjukkan pukul 10.30 WIB, sementara jam pulang sekolah adalah pukul 10.00 WIB.
Heru menceritakan, korban yang biasa sampai rumah pada pukul 10.15 WIB tak kunjung pulang hingga pukul 10.30 WIB, yang kemudian membuat ibu CNA mengirim pesan kepada guru kelas.
Pihak sekolah sempat membantu ibu CNA melakukan pencarian korban hingga pukul 11.00 WIB di area sekitar sekolah dan rumah teman-teman CNA, tetapi tak menemukan hasil.
“Jam 11 ibu ananda menelepon minta bantu nyari di sekitar area jalan pulang. Kami bersama-sama menyisir,” ujar Heru.
Pertama Kali Ditemukan Sepeda Korban di TKP
Sesampainya di Tempat Kejadian Perkara (TKP), pihaknya pertama kali menemukan sepeda korban di sungai sekitar jalan, yang tak jauh dari titik di mana korban ditemukan.
“Pertama ditemukan sepedanya dibuang ke sungai. Dicari lagi, ditemukan jasadnya. Pertama kali oleh ibu korban dan guru kelas,” urai Heru.
Heru kemudian menggendong korban yang bersimbah darah untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Dia juga mengungkap bahwa TKP adalah lokasi yang biasa dilewati korban sepulang sekolah dan tak pernah ada kejadian kriminal.
Bahkan, saat CNA ditemukan bersimbah darah, di sisi lain dari perkebunan itu terdapat aktivitas warga yang sedang menanam kacang dan mencari rumput untuk pakan ternak.
Ke depan, kepala sekolah berharap kepada seluruh pihak agar kasus yang menimpa murid asuhnya itu segera terungkap seterang-terangnya.
“Semoga terungkap dan pelaku dihukum seberat-beratnya,” harapnya.
Advertisement